
Suasana Murid di SDN Panda
Bima, Bimakini.com.- Jumat (14/2), ruangan kelas di Sekolah Dasar Negeri (SDN) Panda Kecamatan Palibelo Kabupaten Bima terlihat sesak. Satu meja bisa diisi empat siswa. Untuk kelas satu saja, jumlah siswanya 80 orang.
Nah, karena kekurangan kelas, maka dibagi menjadi dua rombongan belajar. Namun, Jumat, semua masuk pagi, karena guru yang mengajar siang diperkirakan tidak datang karena hujan.
Untuk mendapatkan layanan pendidikan, anak-anak Desa Panda harus antre belajar. Sekolah mereka hanya memiliki enam ruang belajar, sedangkan rombongan belajar ada 14 kelas.
Kerapkali pihak sekolah mengusulkan proposal penambahan ruang kelas, namun hingga kini belum terealisasi. Namun, ada kenyataan berbeda seperti temuan Citizent Report Card (CRC) beberepa waktu lalu, ada sekolah yang kekurangan siswa, namun mendapat dana untuk penambahan bangunan.
Kepala SDN Panda, Nurlailah, S.Pd, mengaku jika hujan siswa akan digabung semuanya masuk dalam rombongan belajar pagi, karena guru yang berdomisili di Kota Bima biasanya tidak datang. Akibatnya, satu kelas bisa diisi oleh 40 siswa. “Kelas satu saja sekarang, muridnya ada 80 lebih,” ujarnya, Jumat (14/2).
Kata Nurlailah, total siswa disekolah itu 339 anak. Banyaknya jumlah siswa, karena sekolah mendorong orangtua agar semua anak di Panda mengenyam pendidikan. “Jika tiga hari saja ada anak tidak masuk sekolah, maka ada guru yang akan menjemputnya,” ujarnya.
Dia mengharapkan dalam kondisi seperti ini, Pemerintah Daerah dapat memikirkan tambahan bangunan agar semua siswa bisa maksimal mengenyam pendidikan. Tidak ada lagi pembagian rombongan belajar pagi dan siang hari.
Nurlailah mendapat informasi, jika ada sekolah lain yang dianggap tidak membutuhkan tambahan ruang kelas, justru mendapatkannya. SDN Panda yang kondisinya mendesak membutuhkan tambahan ruang kelas, proposalnya belum juga dipenuhi.
Sejumlah guru berharap agar pemerintah segera memikirkan solusi, agar siswa bisa belajar nyaman. Jika memungkinkan pada APBD berikutnya dapat dialokasikan anggaran penambahan lokal kelas. Apalagi di sekolah itu juga, ada Taman Kanak-Kanak (TK).
Kenyataan itu juga mengejutkan, ketika Tim AIPD Provinsi NTB datang ke sekolah itu untuk mendorong keterbukaan informasi. Sekolah yang juga mengelola anggaran, diharapkan dapat terbuka kepada publik. Pihak SDN Panda pun merespons positif soal keterbukaan informasi sekolah. (BE.16)
Ikuti berita terkini dari Bimakini di Google News, klik di sini.
