Kota Bima, Bimakini.com.- Kasus penyakit kanker payudara di Bima terolong tinggi, namun tidak banyak yang menyedarinya. Faktor pengetahuan menjadi masalah, sehingga penderita tidak mengetahui cara pencegahannya. Di RSUD Bima, lebih dari 30 kasus ditangani, bahkan ada yang meninggal dunia. Hal itu disampaikan oleh Pembentu Direktur (Pudir) Akademi Kebidanan (Akbid) Harapan Bunda Bima, Rostinah, SKM, MKes, Sabtu (15/2).
Angka itu, kata Rostinah, yang ditangani di RSUD Bima. Kemungkinan penderita di Bima jauh lebih besar. Hanya saja, masyarakat khususnya perempuan tidak mengetahuinya, karena minim pengetahuan.
“30 lebih kasus yang sempat ditangani dari RSUD Bima itu dari berbagai kalangan ekonomi, mulai bawah hingga atas. Ini bukan soal tingkat ekonomi, namun perilaku hidup,” ujarnya.
Hal paling rentan menyebabkan perempuan mengalaminya adalah faktor lingkungan. Seperti perempuan rentan sebagai perokok pasif, sehingga bisa memicu terjadinya kanker payudara. Selain itu tidak olehraga secara teratur, obesitas. “Diet juga bisa memicu terjadinya kanker payudara,” terangnya.
Penyakit ini, bisa diketahui sejak dini oleh penderitanya. Yakni adanya benjolan dan keluarnya cairan. Jika hal itu dialami, maka segara memeriksa secara medis. Jangan sampai dibiarkan parah, sehingga dapat berakibat fatal, yakni kematian.
Rentannya penyakit ini di Bima, maka diperlukan sosialisasi kepada kelompok perempuan. Sekolah dalam pelajaran tertentu bisa menyisipkan pengetahuan tentang Pemeriksaan sendiri payudara (SADARI). “Dinas Kesehatan juga perlu menyosialisasikannya kepada masyarakat, mengingat kasus ini cukup tinggi di Bima,” sarannya.
Paling tepat menjadi kelompok sasaran adalah remaja perempuan. Mereka tidak boleh menganggap hal ini tabu dan sepela. Karena menyangkut masa depan hidup. “Juga menyangkut kelangsungan generasi, karena dari pemberian ASI lah akan tumbuh generasi yang sehat dan cerdas,” terangnya. (BE.16)
Ikuti berita terkini dari Bimakini di Google News, klik di sini.