Connect with us

Ketik yang Anda cari

Hukum & Kriminal

Protes, Pegawai K2 Bakar Baju dan Jebol Pintu

Kota Bima, Bimakini.com.-Ratusan tenaga honor kategori dua (K2) Kota Bima, Senin (17/02), mendatangi kantor Pemerintah Kota Bima. Mereka menyuarakan indikasi penyimpangan terkait kelulusan CPNSD 2013 Kota Bima yang diumumkan pekan lalu.

Mereka pun mengamuk. Baju keki diarak dan selanjutnya dibakar. Massa juga merangsek pintu masuk kantor Pemkot Bima begitu tiba di lokasi.

Pantauan Bimeks, ratusan pegawai K2  itu memulai aksi  di Paruga Nae. Setibanya di kantor Pemkot Bima, tanpa basa basi langsung mendobrak pintu masuk sebelah Barat kantor tersebut. Anggota Sat POl PP setempat yang mencoba menghalau massa  tidak berdaya. Gerbang pintu masuk kantor itu pun  jebol.

Iklan. Geser untuk terus membaca.

Koordoinator aksi, Dedi Alfarianto mengecam pengumuman kelulusan K2 itu karena tidak memberikan rasa keadilan, terutama bagi tenaga honor yang sudah lama mengabdi. “Justru yang banyak diluluskan tenaga sukarela yang baru mengabdi tidak lebih dari dua tahun masuk kerja. Lalu SK yang ditandatangani siapa sehingga mereka bisa menjadi K2,” tanyanya.

Dia mengaku  sudah lama mengabdi  di Sekretariat DPRD Kota Bima, tidak pernah diperhatikan. Lalu kenapa banyak tenaga honorer K2 yang diduga siluman bisa lulus.

Amarah massa semakin menjadi. Ratusan pegawai yang statusnya tidak menentu  itu, mengamuk. Bahkan, sebagian wanita yang ikut dalam aksi tersebut, menangis histeris. Ada pula yang pingsan.

Ratusan massa merangsek masuk, hingga sebagian baju keki yang selama ini dipergunakan untuk mengabdi di Pemkot Bima, dibakar. Aparat keamanan langsung memadamkan api tersebut.

Iklan. Geser untuk terus membaca.

 

Usaha aparat Kepolisian mendinginkan suasana berhasil. Massa  digiring masuk hingga ke pelataran halaman kantor Pemkot Bima. Keinginan pejabat Pemkot setingkat Asisten dan perwakilan tenaga honorer K2  beraudiensi dengan Wali Kota di ruangan, samasekali tidak digubris. Massa aksi bertahan. Mereka meminta Wali Kota atau Wakil Wali Kota keluar menemui tanpa ada perwakilan.

Selang beberapa saat, Wakil Wali Kota Bima, H. A. Rahman, SE, hadir menemui massa aksi yang sudah memadati halaman. Sebelumnya, Korlap aksi menyampaikan beberapa poin tuntutan. Di antaranya, menuntut Kepala BKD dicopot dari jabatannya, memverikasi ulang lulusan K2 yang diduga banyak yang siluman, bila perlu membatalkan hasil pengumuman K2 untuk Kota Bima.

Saat itu,  Rahman  meminta  agar menunjukkan siapasaja yang menurut massa lulus bermasalah. “Silakan lapor dan berikan bukti otentiknya pada saya. InsyaAllah akan segera disikapi sesuai aturan yang berlaku,” ujarnya.

Iklan. Geser untuk terus membaca.

Tidak itu saja, Wawali sempat membacakan isi surat dari Kemenpan-RB yang dalam poin 4 menyatakan masing-masing instansi sebelum menyampaikan usulan permintaan NIP ke BKN, wajib memverifikasi ulang kebenaran dokumen dari masing-masing tenaga honorer K2. Apabila dikemudian diketahui tidak memenuhi persyaratan administratif yang ditentukan, yang bersangkutan tidak akan diangkat atau dibatalkan menjadi calon Pegawai Negeri Sipil.

Merujuk dari isi surat tersebut, kata Rahman,  mengisyaratkan bahwa masih ada waktu untuk memverikasi keakuratan dari data pegawai yang lulus. Oleh karenanya, dia  meminta massa melaporkan kejanggalan yang ditemui pada kelulusan K2 itu.

Aksi demo tidak berhenti di situ, ratusan massa menuju ke BKD setempat. Aksi di situ tidak berlangsung lama. Kepala BKD, Drs. Mukhtar Landa, MH, yang ingin ditemui  tidak berada di tempat.

Bahkan, sebelum massa aksi menuju DPRD Kota Bima, seluruh ruangan di BKD disisir  perwakilan massa aksi dengan penjagaan ketat aparat Kepolisian.

Iklan. Geser untuk terus membaca.

Aksi dilanjutkan di Kantor DPRD Kota Bima. Massa aksi ditemui anggota Komisi A diwakili Drs. H. Mukhtar Yasin, M.AP dan Sudirman DJ, SH. Mereka   tegas siap menyikapi tuntutan pegawai honorer K2, asalkan bisa menunjukan dan melaporkan kejanggalan tersebut dalam bentuk data valid. (K05/BE.18)

Ikuti berita terkini dari Bimakini di Google News, klik di sini.

Click to comment
Komentar sepenuhnya tanggung jawab pribadi. Hindari komentar bermuatan pelecehan, intimidasi, dan SARA.

Berita Terkait