Connect with us

Ketik yang Anda cari

Hukum & Kriminal

Minta Keadilan, FMUP Blokir Jalan

  Bima, Bimakini.com,-Massa yang tergabung dalam Front Mahasiswa Untuk Pembebasan (FMUP), memlokir jalandi depan kampus STKIP Taman Siswa Kabupaten Bima, Jumat (13/6). Akibatnya arus lalulitas jalan Woha-Bima macet.

Saat aksi itu, demonstran meminta keadilan terhadap aparat Kepolisian yang sudah tidak mampu lagi mengawal dan mengontrol aksi. Akibat kelalaian tersebut, beberapakali selalu dihantui aksi premanisme oleh oknum tertentu.

Koordionator lapangan, Sudarmansyah, mengatakan, gerakan ini menuntut keadilan dalam penyampaian aspirasi rakyat saat saat ini selalu dinodai aksi premanisme oleh oknum tertentu. Bahkan, pihak Kepolisian terprovokasi dan   ikut-ikutan dalam kekerasan terhadap massa.
“Aksi unjuk rasa selalu dibenturkan dengan aksi premanisme dan Kepolisian,” ungkapnya.

Iklan. Geser untuk terus membaca.

Dikatakannya, aspirasi rakyat kembali dirampas, era reformasi yang menunjukkan rakyat keluar dari belenggu ketidakbebasan menyampaikan aspirasi, kini tidak berarti lagi. Sebabnya hukum pun tidak berarti apa-apa, terbukti Kepolisian tidak lagi mampu mewujudkan keadilan.

“Polisi hari ini tidak bisa lagi memberikan keadilan terhadap rakyat,” teriak anggota HMI STKIP Taman Siswa ini.

Dia memminta agar menghilangkan tindakan premanisme birokrasi, mencopot Kapolres Bima dari jabatannya, menegakan supremasi hukum.  “Kapolres Bima kami anggap tidak mampu menjaga stabilitas,” katanya.

Hal yang sama dikatakan perwakilan SMI, Desta. Dia meminta Bupati Bima, Ketua DPRD dan Kapolres Bima menemui massa,   sekaligus mengelarifikasi tuntutan. Mereka menganggap aspirasi rakyat hari ini sudah tidak bisa disampaikan lagi, karena massa diperlakukan semena-mena. “Hadirkan ketiga pimpinan tersebut, kalau tidak aksi yang menurut kami benar akan dilakukan. Jika tidak dihadirkan, maka kami akan tutup mati jalan ini sampai tuntutan kami diindahkan,” ancamnya.

Iklan. Geser untuk terus membaca.

Pantauan Bimeks, aksi demostrasi yang digelar sejak pukul 08.30 WITA itu, tergabung dalam tujuh elemen yang didominasi HMI. Antara lain, LMND, SMI, KSIP,  KP-Pembebasan, dan Bima Institute. Sekitar pukul 10.00 WITA, massa menutup jalan dan membakar ban sebagai   bentuk kekecewaan terhadap aparat  yang tidak bisa mengawal aksi.

Sekitar pukul 10.30 WITA, demonstran bubar setelah Kapolres Bima, AKBP Ekawana Prasta, menjanjikan akan selalu mengamankan aksi dari premanisme. (K07)

Ikuti berita terkini dari Bimakini di Google News, klik di sini.

Click to comment
Komentar sepenuhnya tanggung jawab pribadi. Hindari komentar bermuatan pelecehan, intimidasi, dan SARA.

Berita Terkait