Bima, Bimakini.com,-Puluhan mahasiswa yang tergabung dalam Ampera Palibelo-Belo menghadang rombongan kendaraan Bupati Bima, H Syafrudin, Sabtu (02/8) di Desa Tonggondoa Kecamatan Palibelo. Aksi tersebut terjadi sekitar pukul 10.30 WITA.
Ada apa? Bupati sedianya hadir untuk meletakan batu pertama pembangunan masjidsetempat. Namun, mereka menganggap ada tujuan politiklainnya.
Anggota Ampera,Subagio, mengatakan penghadangan itu merupakan bentuk kekecewaan masyarakat yang sebelumnya menuntut transparansi pengelolaaan anggaran daerah dan ada jajaran SKPD. Selain itu, meminta Bupati bisa serius menjalankan roda pemerintahan dan tidak tumpang-tindihantarsektor.
“Jangan pilih-kasih, semua 18 kecamatan yang ada di KabupatenBima merupakan tugas Bupati untuk meningkatkan pembangunan dan pemerataan, bukan kecamatan tertentu yang diperhatikan,” sorotnya.
Dijelaskannya, masing-masing kecamatan sudah ada anggaran, tinggal bagaimana Kepala Daerah bisa mengatur dan pemerataan maksimal. “Kalau pemerataan sudah dilakukan oleh Bupati dan tidak tumpang-tindih, maka yakin dan percaya semua kecamatan akan mendapatkan kesejahteraan menyoal pemerataan pembangunan,”katanya.
Mengenai tuntutan warga pada bulan lalu, katanya, mobil pemadam kebakaran untuk Palibelo belum ada hingga saat ini. Selama duakali aksi, sekarang baru ditandatangani. “Mobil pemadam kebakaran itu sangat dibutuhkan masyarakat, tentu hal itu akan tertolong jikalau musibah kebakaran tertjadi,” jelasnya.
Dalam kesempatan itu,massa juga meminta Bupati agar anggaran mobil Rp1,1 miliar langsung direalisasikan, begitu juga kondisi jalan di Palibelo-Belo harus segera diperbaiki dan dirawat. Mereka juga meminta agar kantor Desa Tonggondoa diprioritaskan dalam APBD.
“Desa tersebut belum pernah mendapatkan program dari anggaran APBD, jadi kami minta rehab kantor desa serta untuk masjid harus diprioritaskan, karena selama ini pembangunan dan rehab masjid itu bersumber dari dana dan swadaya masyarakat,”katanya. (BE30)
Ikuti berita terkini dari Bimakini di Google News, klik di sini.