Kota Bima, Bimakini.com,-Sepuluh Warga Negara Asing (WNA) yang diselamatkan dari insiden tenggelamnya kapal Versace Amara, mengamuk di hotel Lambitu Kota Bima. Mereka meminta pulang ke negaranya masing-masing. Namun, mekanismenya belum diterima oleh Kepala Syahbandar Bima.
Mereka diminta bertahan sembari menunggu 13 rekan lainnya yang baru saja diselamatkan, Senin. Tetapi, para turis itu semakin ngotot sehingga Syahbandar tidak bisa berkutik.
Kepala Syahbandar Pelabuhan Bima, H Anwar M, SH, mengatakan mengamuknya para WNA ini lantaran meminta seketika dan mengadukannya pada kedutaan masing-masing. Padahal, mereka diamankan dulu di hotel Lambitu untuk beristrahat. Sembari menunggu rekan lainnya yang baru ditemukan oleh Tim SAR di perairan Kecamatan Sape. “Mereka ngotot keluar dari hotel karena ingin pulang,” katanya Selasa (18/8).
Padahal, menurutnya, pengamanan sementara itu demi kenyamanan mereka. Mereka diminta bersabar beberapa hari lagi sambil menunggu informasi selanjutnya. Namun, suasana semakin kisruh karena para turis protes dalam bahasa yang tidak dimengerti. Meskipun telah diberikan pemahaman menggunakan bahasa Inggris, para turis tetap ngotot dan tidak memahaminya. “Kisruhnya suasana karena misscomunication,” ujarnya.
Dalam hal ini, katanya, Syahbandar sudah berupaya keras memberikan pelayanan terhadap warga asing. Apalagi dalam kondisi mereka sebagai korban tenggelam di perairan sangeang yang merupaka kedaulatan Indonesia. “Mereka tidak ada yang memahaminya,” jelas Anwar.
Namun, setelah hamper 30 menit berlalu percakapan yang tidak menyambung itu, pihaknya mengarahkan sepuluh WNA ke Bandara. Untuk meredam suasana, dikawal ketat oleh aparat Kepolisian. “Kami akan coba bawa dulu ke Bandara,” katanya.
Kapolres Bima Kota, AKBP Benny Basir W, kepada Bimeks mengatakan, sebenarnya keadaan ini tidak akan terjadi. Namun, karena kesalahpahaman, para turis ngotot tetap ingin pulang saat ini juga. Padahal, niat Syahbandar ingin mendata dulu sembari menunggu rekan WNA lainnya yang baru terselamatkan di perairan Sape. “Ini salah paham saja,” katanya.
Manajer Hotel Lambitu Bima yang ditemui mengaku tidak mengetahui jelas penyebab keluarnya sepuluh WNA dari hotel. Tiba-tiba mereka meminta pulang dan ingin keluar dari hotel. Oleh petugas Syahbandar dan Kepolisian yang sejak Minggu malam menjaga keamanan mereka, memintanya jangan keluar dari hotel sebelum ada izin yang jelas. Masalahnya mereka masih dalam pengawasan dan pengamanan pemerintah. “Tiba-tiba para turun serentak keluar hotel,” katanya.
Para turis itu, jelasnya, didaftar oleh Syahbandar untuk diberikan akomodasi sejak pukul 21.00 WITA Minggu malam lalu.
Pantauan Bimeks sebelumnya, suasana macet di depan hotel Lambitu. Lantaran para turis mengamuk di depan para petugas Syahbandar. Tidak ada yang mengerti maksud korban tenggelam kapal itu. Namun, tampak Kepala Syahbandar mengarahkannya, Kemduian menyusul Kapolres Bima Kota dan Bima Kabupaten bersama rombongan Kapolda dan Kepala Satuan Brimob Bima.
Para turis kemudian dibawa menggunakan tiga mobil pribadi untuk diamankan sementara ke Bandara.
Informasi yang dihimpun Bimeks, sepuluh WNA tersebut adalah Tony Framcis Lawrton (Selandia Baru),
Gaylene Cheryl Wilkinson (Selandia Baru), Rafael Martinez (Spanyol), Maria Pallol (Spanyol), Khaterine Anne (Inggris), Marice Berthand Hamser (Perancis), Els Visser (Belanda), Hannah Scolar (Jerman), Norcen Chwuchon (Jerman), dan Alice Elizabet (Selandia Baru). (BE31)
Ikuti berita terkini dari Bimakini di Google News, klik di sini.