Bima , Bimakini.com,-Ratusan Kepala Desa dan Perangkat Desa, Kamis (27/11), kembali menyuarakan aspirasi menuntut pengelolaan eks tanah jaminan. Setelah berorasi di halaman, mereka mamasuki ruangan rapat.
Pertemuan bersaam unsur pimpinan DPRD Kabupaten Bima pun dihelat di ruangan setempat. Suasana ricuh karena aspirasi mereka ditolak. Akibatnya, dua unit kaca meja hancur.
Belum diperoleh kepastian pemicu kericuhan yang berujung pada perusakan fasilitas di ruang rapat utama gedung DPRD setempat.
Saat itu, pertemuan tengah berlangsung antara Kades dengan Wakil Ketua DPRD Kabupaten Bima, Hj Indah Damayanti Putri. Pertemuan tengah berlangsung, tiba-tiba saja oknum Kades asal Kecamatan Monta inisial ES membanting mikrofon di atas meja yang menyebabkan kaca meja hancur.
Pertemuan mendadak berubah gaduh. Selain kaca pecah, ratusan aparatur desa menaiki kursi dan berteriak-teriak akan melakukan apa saja yang menurut mereka baik.
Selain itu, mengancam akan tetap mengarap tanah yang biasanya diberikan untuk tanah jaminan Kades. Mereka juga mengancam tidak akan menarik dan menyetorkan pajak selama Pemerintah Daerah tidak mau memberikan hak mengelola tanah itu.
“Kita akan tetap mengarap secara paksa tanah milik pemerintah itu, kita minta baik-baik untuk dibayar, malah tidak mau dikasih dan juga kita akan boikot bayar pajak,” ungkap Edi Suharjo, SSos, Kades Sondo.
Sejumlah aparat Kepolisian berupaya menenangkannya. Aparat Pol PP membuat pagar betis mengamankan istri almarhum mantan Bupati Bima, H Ferry Zulkarnain, di sekitar areal kericuhan.
Setelah itu, mereka berorasi di depan kantor DPRD. Mereka kembali mengecam Bupati Bima dan DPRD yang tidak memiliki niatan baik untuk membantu Kades.
Kades Lanta Kecamatan Lambu, Afan, menyatakan Pemkab Bima dan DPRD tidak memiliki niatan baik, aparatur tidak meminta tanah itu secara gratis, tetapi membayarny. Apa bedanya antara uang kita dengan uangnya para pemenang lelang,” ungkapnya.
Pada kesempatan tersebut mengajak Kades dan aparatur Desa yang lain agar pulang dan tidak menarik pajak pada masyarakat. “Mari kita pulang. Kita tidak usah bayar pajak,” ancamnya.
Puluhan personel Kepolisian tiba di lokasi kericuhan. Para Kades dan aparatur keluar dari ruang rapat dan kemudian berorasi di halaman gedung DPRD. (BE33/BE27)
Ikuti berita terkini dari Bimakini di Google News, klik di sini.