Bima, Bimakini.com.- Waka Polres Bima Kabupaten, Kompol A Muhfid, membenarkan satu anak buahnya terkena panah. Dia belum bisa memastikan anak panah tersebut milik siapa. Namun, menduga panah tersebut dari mahasiswa.
“Anak panah itu datang dari arah pendemo hingga mengenai Polisi. Anggota tersebut sudah dilarikan ke RSUD Bima untuk mendapatkan perawatan medis,” katanya di Woha, Senin.
Dikatakannya, tiga mahasiswa sudah diamankan dan hanya dimintai keterangan. Dalam unjukrasa tidak ada aturan yang menyarankan membawa senjata tajam. “Silakan berunjukrasa, tapi jangan bertindak anarkis,” katanya.
Senin, sejumlah mahasiswa menggelar aksi penolakan kenaikan harga BBM di depan Kampus STKIP Taman Siswa Bima. Namun, berakhir ricuh. Saat massa memboikot jalan raya, aparat membubarkan paksa. Massa yang tidak terima tindakan tersebut, lalu bertindak anarkis.
Pantauan Bimakini, bentrokan berawal saat pendemo mencoba menutup badan jalan. Karena dinilai menganggu lalulintas, aparat akhirnya membubarkan paksa. Tindakkan aparat tersebut memicu reaksi pendemo dan melawan.
Saat itu, anggota Kepolisian, Bripda M Gazali, terkena panah di bagian dada sebelah kiri. Mengetahui anggota mereka terluka, Kepolisian menyerang dan mengejar massa aksi hingga ke dalam kampus.
Polisi yang emosional langsung menguasai areal kampus dan merusak sejumlah fasilitas di kampus setempat. Belasan sepeda motor mahasiswa yang terparkir dan kaca ruang kelas dirusak.
Tidak sampai di situ, aparat juga mengeluarkan tembakan gas airmata ke arah demonstran saat mahasiswa mencoba menyerang. Suara letusan tembakan peluru karet pun mewarnai aksi saling serang tersebut.
Setelah aksi saling serang berlangsung, aparat mengamankan tiga pendemo yang diduga sebagai provokator. (Herman)
Ikuti berita terkini dari Bimakini di Google News, klik di sini.