Bima, Bimakini.com.- Aksi demo ratusan mahasiswa dari BEM STKIP Bima dan Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Cabang Bima yang memrotes kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) bersubsidi di depan kantor DPRD Kabupaten Bima, Senin (24/11/2014) ricuh. Akasi dibubar paksa oleh aparat Polres Bima Kota.
Kejadian itu bermula ketika pendemo tidak menurunkan Wakil Ketua DPRD Kabupaten Bima, H Syamsuddin, dari atas kendaraan pick-up. Demikian juga Kapolsek Rasanae Barat, Kompol H Nurdin.
Awalnya, Syamsudin merespons pendemo dan menjawab tuntutan mereka. Syamsuddin tanpa segan naik ke atas kendaraan pick-up yang digunakan berorasi. Setelah merespons, rupanya mahasiswa tidak puas dan tetap meminta di atas kendaraan.
Kapolsek Rasanae Barat naik ke atas kendaraan untuk mengamankan Syamsudin. Namun, setelah itu pendemo mengarahkan kendaraannya kembali ke kampus. Saat itu, Syamsuddin dan Nurdin masih berada di atas kendaraan.
Ketika kendaraan pendemo bergerak, anggota Kepolisian yang berada di dalam halaman DPRD Kabupaten Bima, keluar. Mengejar dan menghentikan kendaraan.
Kapolsek Rasanae Barat loncat dari kendaraan. Kericuhan pun tidak bisa dihindari, sejumlah pendemo di atas kendaraan menerima bogem mentah aparat.
Syamsudin yang masih di atas kendaraan diamankan Polisi dan turun. Setelah itu dibawa masuk ke gedung DPRD. Aksi saling kejar antara Polisi dan pendemo terjadi. Beberapa orang diamankan. Bahkan, sempat terlihat pendemo di atas pick-up hendak ditarik turun oleh seorang anggota Polisi, sehingga terjatuh dalam kondisi kendaraan lari. Untungnya tidak jatuh sampai aspal.
Mahasiswa ada yang lari ke arah Bappeda Kabupaten Bima, ada juga ke asrama Kepolisian. Gas airmata juga sempat ditembakkan. Namun, anggota Polisi segera ditarik oleh pimpinannya agar tidak terus mengejar mahasiswa.
Informasi lain yang dihimpun Bimeks, dugaan penyanderaan dilakukan oleh mahasiswa berawal dari pemaksaan mahasiswa kepada Syamsudin agar menandatangani surat pernyataan mahasiswa. Saat menanggapi tuntutan massa, pelan-pelan mengarah ke arah Barat depan kantor DPRD menuju ke persimpangan. Kapolsek Rasanae Barat Kompol H Nurdin, SH, yang ikut mengawal menyerukan anggota Dalmas untuk menghentikan laju mobil tersebut.
Reaksi Kepolisian membubarkan massa aksi dengan menembak gas airmata ke titik massa aksi.
Selanjutnya, Syamsudin diselamatkan oleh Kapolsek Rasanae Barat dn dikawal ketat aparat Dalmas Polres Bima Kota memasuk ke halaman DPRD.
Anggota HMI Cabang Bima berlarian menyelamatkan diri dari pedasnya gas airmata. Suasana menjadi ricuh, karena Kepolisian mengejar mahasiswa yang berlari menuju arah persimpangan Gunung Dua.
Pantauan Bimakini.com, usai peristiwa itu, puluhan mahasiswa yang terjebak masuk dalam Dinas PU, Bappeda, dan asrama Polres Bima Kota, dipanggil keluar oleh aparat. Kemudian digiring untuk pulang dengan berjalan menuju jalur perempatan gunung dua dengan dikawal ketat aparat. Tidak ada korban dalam demonstrasi tersebut.
Gambaran lain yang terlihat, selain BEM STKIP Bima dan Mahasiwa HMI Cabang Bima, satu titik demo di depan kantor DPRD juga hadir puluhan KDesa (Kades) dan aparat desa serta Pemuda Peduli Bima, yang memiliki agenda yang berbeda. (Hasyim)
Ikuti berita terkini dari Bimakini di Google News, klik di sini.