Connect with us

Ketik yang Anda cari

Peristiwa

Komunikasi dengan Kelompok Muda dengan Bernyanyi

KENAPA KNPI memilih bernyanyi, tidak diskusi untuk membangun komunikasi dengan kelompok muda di kampus? Ketua DPD KNPI Kota Bima, Dzul Amirulhaq, mengatakan diskusi, seminar, pengkajian dan penelitian adalah kebutuhan dan keniscayaan dari penyelenggaraan salah satu butir tri dharma perguruan tinggi. Bagi KNPI, hampir semua kampus yang ada di Bima saat ini telah menunjukkan dedikasi dan pengabdian nyata terhadap daerah.

 

“Karya-karya akademik dari perguruan tinggi, fasilitas kampus, termasuk kompetensi dan kapasitas para staf pengajar, bahkan prestasi akademik para alumni kampus di Bima, telah diakui secara nyata, bahkan beberapa pos strategis pemangku kepentingan di Bima ditempati oleh para civitas akademika lokal,” ujarnya saat kegiatan Ngamen Penuh Inspiratif di sejumlah Kampus di Bima.

Dikatakannya, mungkin terlalu cepat bagi KNPI saat ini untuk langsung memprakarsai diskusi-diskusi dan seminar-seminar akademik. Dengan hadir dalam kemasan entertainment, KNPI ingin menjalin keakraban yang lebih simpatik dan penuh suka cita, sembari mencoba menjadikan suasana semacam ini sebagai sambung rasa pelepas jenuh. “Kadangkala, seni atau musik menjadi media pengantar pesan yang efektif di tengah kegalauan situasional kita, seni memiliki kekuatan tersendiri untuk membangkitkan gairah, memecut nalar, membangkitkan inspirasi dan sesekali memperhalus nurani. Apalagi, di usia-usia kita yang muda saat ini, kegandrungan pada music menjadi hal yang wajar dan boleh dikata sebagai suplemen belajar ekstra,” ujarnya.

Mengenai lagu Bima, Dzul Amirulhaq memiliki pendapat sendiri. “Secara sadar, apapun keadaan dan kenyataan dari Lagu Bima, sejatinya itulah bahasa kita, bahasa tutur yang telah bersifat “given” sejak kita lahir, melewati masa kanak-kanak sampai tumbuh menjadi remaja yang cerdas,” ujarnya.

Katanya, lagu Bima meski mengesankan nuansa primordial bahkan chauvinis tidak semuanya mampu merefleksikan nilai-nilai kebimaan secara utuh. Bahkan tidak diaransemen secara etnik sekalipun, tetaplah menjadi gugusan bahasa-bahasa pergaulan sederhana dalam melakoni keseharian sebagai Orang Bima.

“Syair-syair lagu Bima, dari masa ke masa, tetaplah menyiratkan pesan-pesan moral yang luhur, disampaikan dengan lugas dan ringan, dalam nada-nada yang sederhana. Bukankah menjadi paradox,” terangnya. (BE.25)

Ikuti berita terkini dari Bimakini di Google News, klik di sini.

Click to comment
Komentar sepenuhnya tanggung jawab pribadi. Hindari komentar bermuatan pelecehan, intimidasi, dan SARA.
Advertisement

Berita Terkait

Politik

Bima, Bimakini.com.- Kampanye terbatas tahap  kedua di Kecamatan Langgudu,  Minggu (11/10/2015), dilakukan pasangan calon (Paslon) Bupati/Wakil Bupati Bima, Syafrudin- Masykur (Syukur). Didesa setempat, mereka...

Peristiwa

Kota Bima, Bimakini.com.- Warga Kelurahan Rabadompu Timur mendatangi kantor Pemerintah Kota (Pemkot) Bima, Rabu (7/10/2015. Namun, mereka kecewa karena di kantor Pemkot Bima pejabat...

Politik

Bima, Bimakini.com.- Gerakan Pemuda (GP) Ansor Kabupaten Bima, menilai ada kevakuman kaderisasi politik. Figur yang tampil dalam Pilkada mengesankan tidak memberi ruang pada kader...

Sudut Pandang

Oleh: Sofiyan Asy’ari Seorang pemuda terlihat geram dengan situasi konflik di Nisa-Cenggu. Kepada saya kekesalannya diluapkan. Sebuah pertanyaan terlontar, mengapa tidak ada sikap dan...

Dari Redaksi

Tanggal 28 Oktober diperingati sebagai hari Sumpah Pemuda. Suatu momentum kebangkitan kaum muda dalam upayanya mengisi kemerdekaan. Kaum muda merupakan elemen penting bagi Negara...