Kota Bima, Bimakini.com.- Warga RT 8/2 Oi Lanco Kelurahan Penatoi Kecamatan Mpunda, Nurcitra Komariah (22), mencurahkan kondisi keluarganya di depan Senator DPD RI Perwakilan NTB dan Sekda Kota Bima. Dia menangis tersedu, tidak mampu menahan kesedihannya.
Anaknya yang baru berusia dua tahun menderita kelainan jantung. Tidak ada biaya operasi, padahal sangat ingin anaknya tetap hidup. “Saya hanya dikasih ambulans oleh Pemerintah Kota (Pemkot) untuk mengantarkan ke Mataram,” ungkapnya saat acara penjaringan aspirasi dengan anggota DPD RI Perwakilan NTB, Robiatul Adawiyah, SE, di perumahan BTN Penatoi, Rabu (4/3/2015) pagi.
Dia mengaku tidak bisa berbuat banyak, meski sudah mendatangi Dinas Kesehatan (Dikes) dan Pemkot Bima. Saat itu, sudah mengajukan permohonan bantuan biaya operasi sesuai petunjuk dokter di Rumah Sakit Umum (RSU) Mataram.
“Tetapi, belum teralisasi hingga sekarang. Itu pun hanya diberikan pinjaman ambulans. Kemana saya harus mengadu lagi, Bu,” ujarnya seraya menunjukan anak yang digendongnya.
Tidak saja kelainan jantung yang dialami anaknya. Nurcitra mengaku, anaknya juga mengalami kondisi gizi buruk. Hal ini tidak mampu ditanganinya sebagai warga yang tidak mampu. “Bolehkah Ibu atau Pemerintah membantu saya,” tanyanya polos berderai airmata.
Anggota DPD RI utusan NTB, Robiatul Adawiyah, SE, prihatin terhadap kondisi keluarga Nurcitra. Dia langsung meminta Sekda agar bisa membantu. “Iya Sekda akan mengaturnya, sabar ya…saya turut prihatin,” katanya.
Pemkot Bima melalui Sekda, Ir H Muhammad Rum, menyarankan Nurcitra agar melaporkan hal ini kepada pihak kelurahan. Sebab di kelurahan sudah ada pos pelayanan. Lantas, kemudian nanti surat langsung dibawa ke kantor. Nanti akan ditindaklanjuti, sepanjang telah memenuhi administrasi.
“Kalau sudah dibuatkan surat-suratnya, langsung dibawa ke kantor ya… Nanti saya langsung tindaklanjuti,” sarannya.
Hanya saja, disesalkan Sekda, selama ini banyak warga yang kurang perhatian terhadap kondisi keluarganya. Masih tidak mau melaporkan segera apa yang terjadi, sehingga terkadang pemerintah merasa kecolongan dalam hal seperti itu.
“Sebaikanya warga segera melapor ke aparat kelurahan agar segera ditindaklanjuti. Soal busung lapar nanti ada petugas yang menanganinya,” sesalnya karena terlambat melaporkan kondisi anak Nurcitra. (hasyim)
Ikuti berita terkini dari Bimakini di Google News, klik di sini.