Connect with us

Ketik yang Anda cari

Ekonomi

Bongkahan Batu Akik Dijual di Pasar Raya Bima

Sejumlah Pedagang Beralih Jual Bongkahan Batu Akik di Pasar Raya Bima

Kota Bima, Bimakini.com.- Demam  batu akik di Bima tidak saja dapat melanda  perajin dan penjual cincin. Rezekinya  juga dirasakan oleh penjual bongkahan batu.

 

Mereka  masuk menjajakan bongkahan batunya di komplek pasar Raya Bima dan bersaing dengan pedagang Sembako lainnya.

Sejumlah penjaja batuan itu ternyata sudah beraktivitas sejak sebulan terakhir. Sekitar delapan lapak dadakan di atas trotoal sepanjang jalan depan kantor Pegadaian menyita perhatian pengguna jalan dan masyarakat pengunjung   pasar setempat.

Tidak saja datang dari kaum Adam, terlihat pula wanita-wanita ikut nangkring melihat batu-batu yang dijajakan di atas karung oleh penjualnya. Berbagai jenis batu hanya  dijual Rp20 ribu sampai Rp30 ribu.

Berbagai jenis bongkahan batu dijual, seperti pirus asal Kecamatan Wawo, kecubung, biosolar, gesper, lavender, dan lainnya. Bahkan, kini tidak saja menjual bongkahan batu, beberapa pedagang kini juga menjual berbagai jenis batu akik yang sudah jadi. Termasuk tangkai untuk cincin.

Tidak saja di komplek Pasar Raya Bima,  penjual bongkahan batu akik terdapat  pada beberapa tempat lain. Seperti di depan SPBU Taman Ria, Bandara Sultan Muhammad Salahudin Bima dan sekitarnya. Fakta  ini menjadi matapencaharian baru bagi   masyarakat dan keuntungannya menggiurkan.

Penjual  bongkahan batu asal Desa Panda Kabupaten Bima, Dea Eka Putra, mengaku sejak dulu tidak ada pekerjaan tetap, saban hari menggangur. Tetapi, sejak maraknya batu cincin di Bima  mulai tergerak  menjual bongkahan batu.

Diakuinya, hal itu  dilakukan karena memang  ada peluang dan tidak ada yang mau menjual bongkahan batu milkinya.  “Daripada tidak ada kerjaan, lumayan Pak jual bongkahan batu cincin,” terangnya.

Omzetnya bisa sampai Rp300 ribu sehari dari batu yang dijajakannya sejak  pukul 07.00 sampai 12.00 WITA. Harga batu pun bervariasi, bergantung ukuran dan kualitas batu. Batu dijajakan berbagai jenis, ada juga  yang harganya sedikit mahal seperti biosolar dan pirus.

Untuk harga dipatok Rp20 ribu sampai Rp 50 ribu, bergantung   ukuran dan kualitas batu. Stok bongkahan batu dicari ke seluruh pencari batu di Bima. “Dari situ kemudian dibawa ke Pasar Raya Bima untuk dijual,” katanya.

Hal senada disampaikan Syahrudin. Katanya, ketimbang tidak ada kerjaan, sejak berprofesi sebagai penjual bongkahan batu akik keuntungannya sedikit membantu ekonomi keluarga. Apalagi, saat ini masyarakat sedang antusias.

Diakuinya, dulu hanya menjual bongkahan batu akik, kini juga sekalian menjual tangkai dan sedikit-sedikit membuatnya menjadi cincin. Selain menjual bongkahan batu hasil pencarian, juga ada beberapa teman yang mennitip batu untuk dijual.

Dia mengharapkan pemerintah turut mendukungnya, tidak saja membantu perajin, tetapi bagaimana membuat pecinta batu akik di daerah lain khususnya batu asal Bima dapat lebih terkenal. Misalnya memfasilitasi  pameran atau kontes. Hal itu agar hobi batu akik ini lebih bertahan lama dan pencaharian warga tetap ada. “Itu  salahsatu cara maraknya hobi batu dapat tersalurkan,” katanya. (Dedy Rosadi)

Ikuti berita terkini dari Bimakini di Google News, klik di sini.

Click to comment
Komentar sepenuhnya tanggung jawab pribadi. Hindari komentar bermuatan pelecehan, intimidasi, dan SARA.
Advertisement

Berita Terkait

CATATAN KHAS KMA

  ‘’SAYA mau tes daya ingat pak KMA,’’ katanya kepada saya suatu waktu. KMA itu, singkatan nama saya. Belakangan, semakin banyak kawan yang memanggil...

Ekonomi

Bima, Bimakini.- Warga di Kecamatan Tambora, Kabupaten Bima, sudah menikmati jembatan Oi Marai yang baru diresmikan oleh Bupati Bima, Hj Indah Dhamayanti Putri, SE....

CATATAN KHAS KMA

SAYA belum pernah alami ini: handphone tidak bisa dipakai karena panas. Bukan hanya sekali, Tetapi berkali-kali. Juga, bukan hanya saya, tetapi juga dua kawan...

CATATAN KHAS KMA

CATATAN Khas saya, Khairudin M. Ali ingin menyoroti beberapa video viral yang beredar di media sosial, terkait dengan protokol penanganan Covid-19. Saya agak terusik...

Berita

SEPERTI biasa, pagi ini saya membaca Harian  BimaEkspres (BiMEKS) yang terbit pada Senin, 10 Februari 2020. Sehari setelah perayaan Hari Pers Nasional (HPN). Mengagetkan...