Bima, Bimakini.com.- Ketegangan antara kelompok warga Desa Dadibou dan Desa Kalampa muncul pascapembunuhan terhadap Muhammad, siswa SMPN 2 Woha. Imbasnya, SMAN 2 dan SMPN 2 Woha yang terletak di perbatasan desa tersebut, meliburkan siswa sampai kondisi pulih.
Rupanya, bukan hanya dilakukan dua sekolah itu, melainkan sekolah lain pada dua desa tersebut juga terpaksa dilakukan. Aktivitas Sekolah Dasar Dadibou tidak seperti biasanya, para guru dan siswa samasekali tidak hadir mengikuti KBM. Begitu pun di SMK Kesehatan, siswa sengaja dipulangkan lebih awal.
Aktivitas belajar-mengajar terlihat sepi di SMPN 2 Woha. Hanya beberapa guru yang datang melihat kondisi sekolah. Kasek menyarankan guru agar sekolah diliburkan dulu sampai beberapa hari sambil menunggu keadaan pulih. Siswa tidak ada yang masuk pascaketegangan dua desa ini. Masalahnya, sekolah tersebut didominasi oleh siswa dari dua desa yang bentrok.
“Kondisi seperti ini dikuatirkan oleh pihak sekolah, sehingga menyuruh siswa tidak masuk. Saya takut terjadi konflik antarwarga sehingga mengancam keselamatan warga sekolah,” kata Kepala SMPN 2 Woha, Sumadi, SPd.
Begitu pun disampaikan Kepala SMAN 2 Woha yang dihubungi via SMS. Hingga saat ini belum bisa memastikan kapan aktivitas sekolah berlangsung normal. Kasek hanya berharap agar persoalan tersebut tidak membias hingga terjadi bentrokkan.
“Semoga tidak ada bentrokkan sehingga KBM bisa kembali normal. Saya menyayangkan kondisi sekolah tidak berjalan normal seperti ini, apalagi mengancam warga sekolah,” ungkapnya.
Pantauan Bimeks, hingga Sabtu sore (18/4) sejumlah anggota Kepolisian dan Brimob terlihat masih berjaga di Dadibou dan Kalampa. SMP dan SMA pun dijaga untuk mengantisipasi bentrok antarwarga. (herman)
Ikuti berita terkini dari Bimakini di Google News, klik di sini.