Bima, Bimakini.com.- Proses belajar-mengajar di SDN Donggobolo Kecamatan Woha kini tidak erlangsung normal. Masalahnya, ada tiga bangunan sekolah sudah lama dibangun, sudah keropos dan retak. Walaupun mendapat bantuan rehabilitasi atap melalui DAK, namun kondisi bangunan sangat menguatirkan.
Kepala sekolah SDN Donggobolo Nurdin, SPd, kepada Bimakini.com Kamis (3/9/2015) menjelaskan kondisi bangunan tiga ruang belajar sudah lama keropos dan retak, namun tetap digunakan untuk kebutuhan KBM, karena jumlah siswa tidak mampu ditampung di ruangan lain. “Kita kuatir akan mengancam keselamatan guru dan siswa,” katanya.
Walaupun sekolah yang dipimpinnya belum genap setahun, pihaknya bersyukur telah mendapatkan bantuan DAK dari Pemerintah Daerah sebanyak Rp67 lebih juta untuk rehab atap. “Termin pertama kami telah mengerjakan untuk rehab tiga local,” jelasnya.
Selama menjadi Kasek, Nurdin mengaku telah melakukan berbagai upaya mengajukan proposal agar mendapat bantuan. Hal itu karena sekolah belum ada perbaikan, retak dan keropos bangunan karena bangunan di atas tanah mengandung garam. “Selain zendapatkan bantuan rehab, saya sudah mengajukan proposal bangunan RKB,” terangnya.
Kondisi bangunan seperti ini, diakuinya, telah dilaporkan ke Dinas Dikpora dan Pemkab Bima, bahkan Pimpro telah menyurvai lokasi. Mereka menyatakan bangunan tersebut sudah tidak layak dijadikan ruangan belajar. “Walaupun sudah selesai direhab, kami belum berani jadikan aktivitas belajar siswa,” ujarnya.
Mendapatkan bantuan DAK untuk rehab 3 atap gedung, Kasek berterimakasih kepada pemerintah yang telah memerhatikan sekolah. Dia berharap ada bantuan tahun berikutnya supaya bisa membangun gedung baru. “Kita berharap ada bantuan bangun RKB karena kondisi bangunan sekaran sangat menguatirkan,” harapnya. (Herman)
Ikuti berita terkini dari Bimakini di Google News, klik di sini.
