Kota Bima, Bimakini.com.- Ini pengakuan Kepala SDN 03 Kota Bima, Wuriati, SPdSD, mengenai dana tunjangan sertifikasi sembilan guru yang terkumpul masing masing per guru Rp100 ribu atau berjumlah Rp900 ribu. Rupanya belum dimanfaatkan, masih tersimpan rapi di dalam amplop.
Seperti bantahan sebelumnya, Wuriati menegaskan uang senilai Rp900 ribu yang dihebuskan hasil pemotongan dana tunjangan sertifikasi itu masih tersimpa rapi didalam ampolop. Uang tersebut belum dimanfaatkan. Tetapi, rencananya untuk kebutuhan tidak terduga bagi para guru sekolah setempat.
“Uang masih ada. Belum dimanfaatkan. Bahkan tersimpan rapi di amplop,” katanya di depan Paruga Nae, Selasa (15/9/2015).
Menurut dia, belum terpakainya uang tersebut karena rencananya dibagikan kepada guru honorer. Bahkan, untuk kebutuhan lainya apabila ada keluarga besar guru di sekolahnya mengalami musibah. Uang tersebut dapat dimanfaatkan.
“Jadi bukan dipotong ya Mas, ini keikhlasan para guru tersebut,” jelasnya.
Dia membantah, mengenai informasi yang berkembang bahwa uang tersebut, direncanakan akan diserahkan ke oknum pejabat Dinas Dikpora. Kata dia, uang tersebut tidak mungkin diserahkan Cuma-cuma kepada pejabat, sedangkan guru honorer di sekolahnya masih membutuhkan. “Uang tersebut sebenarnya bagian dari keikhlasan para guru program, sertifikasi,” terangnya.
Ketika informasi soal pemotongan sudah berkembang seperti ini, Wuriati akan menempelkan uang sejumlah Rp900 ribu tersebut pada tiang kelas dan ruangan tempat para guru berkumpul. Hal aigar para guru mengetahui bahwa uang tersebut belum dimanfaatkan.
“Nanti saya akan tempel uang itu di tiang sekolah. Biar para guru yang tidak ikhlas melihatnya sendiri,” katanya.
Seperti dilansir Bimakini.com sebelumnya, dana tunjangan sertivikasi guru masing masing Rp100 ribu diduga disunat oleh pejabat sekolah dan pengawas pembina kecamatan. Bahkan, diisukan uang tersebut akan diserahkan ke oknum pejabat Dinas Dikpora Kota Bima. (Hasyim)
Ikuti berita terkini dari Bimakini di Google News, klik di sini.