Sape, Bimakini.com.- Berbeda dengan orang dewasa, anak-anak lebih sensitif dan rentan terhadap trauma akibat bencana. Hal itu bisa mempengaruhi mental mereka hingga dewasa.
Demikian dikatakan Arifudin Waka Kwarcab dihadapan Komunitas Pramuka Peduli. Karena itu Arifuddin mengharapkan program bantuan utama Komunitas Pramuka Peduli adalah penanganan trauma pasca bencana kebakaran.
Lebih lanjut Ariefudin menjelaskan Kejadian mengerikan saat bencana terjadi sangat terekam dalam ingatan anak. Terlebih jika ada keluarga yang meninggal. Bila terjadi penolakan atas kejadian itu di alam bawah sadarnya, seumur hidup ia tak akan melupakan hal itu.
“Makanya, saya meminta khusus kepada adik – adik Komunitas Pramuka Peduli untuk memberikan penanganan trauma pasca bencana melalui kegiatan – kegiatan pendidikan khas pramuka,” kata Arifudin
Menanggapi permintaan Waka Kwarcab yang juga Kepala Inspektorat Kabupaten Bima, Koordinator Komunitas Pramuka Peduli Arief Rachman memberikan apresiasi yang positif.
“Iya, insya allah para pelatih pramuka dan pembina akan memfokuskan kegiatan – kegiatan untuk penanganan trauma pasca bencana untuk anak – anak korban bencana kebakaran,” kata Arief.
Arief sudah mengkoordinasikan dengan Kepala Pusat Pendidikan dan Pelatihan (Pusdiklatcab) PARAMANTIRI Drs. M. Jacub untuk memberikan pendidikan berupa permainan – permainan khas pramuka yang mengutamakan edukasi dan permainan yang menggembirakan.
“Saya sudah bicarakan dengan Kepala Pusdiklat dan hari ini sabtu 28 November 2015 para pelatih, Drs. M.Jacub, Drs. Sudirman.,M.Si hadir dilokasi bencana untuk memberikan permainan – permainan yang menggemberikan,” jelas Arief.
“Mudah – mudahan, Ketakutan berlebihan atau paranoid terhadap api bisa hilang bagi anak – anak. Karena, Efek trauma kejiwaan yang ditimbulkan bencana bahkan jauh lebih besar dan berat untuk dipulihkan daripada kerusakan fisik,” tutup Arief. (pian)
Ikuti berita terkini dari Bimakini di Google News, klik di sini.
