Connect with us

Ketik yang Anda cari

Pemerintahan

Kepala Pasar Ingatkan UPT Terminal Tente

Bima, Bimakini.com.- Persoalan pedagang bakulan dan sejenisnya di pasar Tente Kecamatan Woha, belum  ada titik akhir. Kepala Pasar Tente Kecamatan Woha, Agus Salim, SSos, mengingatkan Kepala Terminal Tente  agar bertindak tegas terhadap pedagang yang berjualan di area terminal. Ketidaktegasan  itu  berbuntut pada pendapatan pasar Tente.

 

Masalahnya, pedagang telah membayar retribusi ke petugas terminal Tente Kecamatan Woha. Bukan pada pengelola pasar.

   Agus  meminta  UPT Terminal Tente tidak bermain-main dalam  menindak pedagang yang masih berjualan di areal setempat. “Saya telah memberikan pernyataan kepada Kepala Terminal bahwa saya tidak mau lagi melihat pedagang yang berjualan di areal itu, apalagi menarik retribusi terhadap pedagang,” ujar  Agus Kamis (12/5/2016) di Woha.

Agus menguraikan, dari 1.000 lebih pedagang yang tercatat berjualan di pasar Tente, hanya 600 pedagang berjualan di tempat yang dikelolanya. Sisanya menggunakan areal terminal sebagai tempat dagangan. Lucunya lagi, petugas Terminal tidak bertindak, justru memanfaatkan kesempatan untuk menarik retribusi.

“Pedagang di areal terminal Tente enggan keluar, karena membayar retribusi yang tinggi dan harus dipertanggungjawabkan oleh Kepala Terminal Tente,” katanya.

Apapun risikonya, Agus meminta kepada Kepala Terminal Tente agar segera mengembalikan pedagang di terminal  dan  berjualan di pasar. “Saya tidak mau tahu, Kepala Terminal harus bertindak tegas menertibkan pedagang. Karena yang saya tahu hanya kendaraan saja dilayani terminal. Bukan pedagang!,” ujarnya.

Menurutnya, UPT Terminal Tente terkesan ‘menutup mata’ soal pedagang di terminal, karena mereka sudah mengambil sisi enaknya dan menentukan retribusi setiap pedagang. Sepanjang sejarah penertiban pedagang oleh petugas pasar, tidak ada kerjasama dari petugas Terminal. Minimal tempat jualan dijadikan tempat parkir atau dihalangi dengan kendaraan.

“Justru tempat itu disterilkan dan sengaja dibiarkan supaya pedagang tertata rapi,” sentilnya.

Disayangkannya, saat petugas pasar menagih retribusi tidak pernah diberikan oleh pedagang, karena sudah ditarik oleh petugas  terminal. Akibatnya,  selama ini PAD Pasar Tente makin berkurang yang masuk ke Pemkab Bima. “Kami tidak pernah menagih lagi di pedagang di terminal, karena pedagang sudah memberikan ke petugas terminal, bukan kepada petugas pasar,” pungkasnya. (BE34)

Ikuti berita terkini dari Bimakini di Google News, klik di sini.

Click to comment
Komentar sepenuhnya tanggung jawab pribadi. Hindari komentar bermuatan pelecehan, intimidasi, dan SARA.

Berita Terkait

Ekonomi

Bima, Bimakini.- Warga di Kecamatan Tambora, Kabupaten Bima, sudah menikmati jembatan Oi Marai yang baru diresmikan oleh Bupati Bima, Hj Indah Dhamayanti Putri, SE....

Peristiwa

Bima, Bimakini.- Warga Desa Bolo Kecamatan Madapangga, Gufran meminta kepada Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bima agar Terminal Bolo dialih fungsikan. Kini terminal tidak beroperasi sebagai...

Pemerintahan

Bima, Bimakini. – Warga Nisa Kecamatan Woha kembali menagih janji Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bima untuk memerbaiki jalan Lintas Tente-Langgudu. Padahal Pemkab Bima melalui dinas...

Peristiwa

Bima, Bimakini.- Hingga Jumat (7/10/2016), jalan Lintas Tente-Langgudu  di depan Terminal Tente masih ditutup oleh warga sejak Kamis (06/10) siang. Penutupan itu buntut aksi...

Peristiwa

Bima, Bimakini.– Kantor Unit Pelaksana Teknis (UPT)  Dishubkominfo Kecamatan Woha yang berada di  Terminal Tente dikuasai massa pendemo, Kamis (06/10/2016). Mereka memalangnya menggunakan kayu....