Bima, Bimakini.com- Merasa diabaikan oleh anggota DPRD Kabupatan Biam dan pejabat Setda, puluhan ibu-ibu pedagang los pasar Tente menangis histeris. Mereka menyorot para wakil rakyat dan pejabat itu saat berdemo Kamis (12/5/2016) pagi.
Pantauan Bimakini.com, puluhan ibu-ibu membawa anak mereka berikut berbagai peralatan dagangannya. Seperti panci dijadikan alat untuk menyuarakan keluhan mereka.
Saat beraksi di kantor DPRD Kabupaten Bima, massa yang hendak ditemui wakil rakyat itu ternyata masih sibuk rapat paripurna. Merasa diacuhkan, akhirnya puluhan ibu-ibu itu merangsek masuk ke halaman kantor DPRD.
Walaupun sempat dihadang oleh petugas pengamanan, ibu-ibu tetap nekat merangsek masuk. Mereka ingin menemui para wakil rakyatv untuk menyampaikan segala macam tuntutannya.
Di depan teras ruang rapat utama, karena kesal ibu-ibu itu berteriak. “Kami ini adalah manusia dan rakyat yang telah dizalimi dan datang ke kantor Dewan untuk mengadu. Kenapa kalian tidak mau ketemu kami, kalian jangan hanya duduk manis diam di dalam, kami lebih penting,” ujar seorang sambil menangis.
Tidak sampai di situ, beberapa ibu-ibu kemudian melanjutkan teriakannya ke beberapa ruangan komisi. Merekan merasa dipermainkan.
Beberapa saat kemudian baru perwakilan anggota DPRD menemui mereka dan langsung proses audensi. Kejadian yang sama di depan kantor Pemkab Bima. Lama menerikan tuntutannya melalui pengeras suara, Bupati dan Wakil Bupati ternyata tidak berada di tempat.
Sekda yang berada di ruangan urung menemui mereka, malah diwakilkan kepada bawahannya. Massa menolak perwakilan bawahan Sekda karena tidak dapat memutuskan sesuatu.
Merasa tidak dilayani, pedagang Eri Fitriani bersuara keras dan meneriaki pejabat di kantor Pemkab Bima. Katanya, kedatangannya bukan untuk minta uang, tetapi mengadukan nasib puluhan pedagang di pasar Tente, termasuk dirinya. Pedagang sudah beraktivitas selama puluhan tahun dan merupakan pedagang terkena imbas dari pembangunan pasar, namun faktanya malah tidak diberikan los kios pasar baru. Mereka menuding ini ulah dari panitia yang dibentuk Pemkab Bima.
Untuk itu, dia menuntut hak selaku pedagang, apalagi selama ini sudah memenuhi kewajiban sebagai warga negara yang baik, taat membayar pajak di areal pasar Tente. Bersama rekan-rekannya merasa Pemerintah Daerah telah berbuat diskriminatif, ketidakadilan itu ditunjukan telanjang. “Seharusnya pemerintah menaungi rakyat secara benar, bukan malah membenarkan yang tidak benar,” katanya seraya menambahkan hak rakyat harus dikembalikan.
Hingga pukul 13.30 WITA, Sekda yang ditunggu tidak kunjung keluar. Massa akhirnya bubar, namun memastikan akan hadir kembali untuk meneriakan tuntutannya. (BE32)
Ikuti berita terkini dari Bimakini di Google News, klik di sini.