Connect with us

Ketik yang Anda cari

Dari Redaksi

Gairah Membaca

ilustrasi

ilustrasi

Ada pernyataan menarik dari Wakil Wali Kota Bima, H A Rahman H Abidin SE, saat pembukaan Bimtek bagi Pengelola Perpustakaan tingkat Kota Bima, Selasa (09/08/2016). Katanya, rendahnya kualitas sumberdaya manusia  bidang pendidikan,  masalah utamanya terletak pada  rendahnya minat membaca. Ironisnya,  data PBB menunjukka  minat membaca siswa  Indonesia  sama dengan anak-anak di  Afrika Selatan. Satu di antara faktornya adalah  terbatasnya  perpustakaan dan  pengelolaan. Soal gairah membaca ini perlu mendapat perhatian, karena melalui lembar-lembar kertas atau tayangan online, pintu masuk mengintip dunia.

Ada yang mengidentifikasi minat dan gairah membaca beragam buku ilmu pengetahuan di  Bima terbilang rendah. Bahkan, Indonesia umumnya.  Padahal, banyak hal yang  bisa didapatkan dari membaca. Wawasan bertambah dan mampu melihat sudut lain yang sisi diri.  Oleh karena itu, kesadaran pentingnya membaca harus terus ditumbuhkan sejak masa kanak-kanak agar menjadi terbiasa ketika dewasa. Pasti ada perbedaan antara pribadi yang gemar membaca dengan mereka yang terlibat budaya bertutur.

Dari sinilah pentingnya pengelolaan perpustakaan umum dan sekolah agar dapat menjadi sarana yang mencerahkan dan mencerdaskan. Perpustakaan harus mampu menjadi magnet bagi masyarakat  agar menikmati sajiannya. Menyiapkan menu lengkap, beragam, dan bermutu untuk menginjeksi wawasan masyarakat melihat jendela dunia yang lebih lebar. Adakah perpustakaan di daerah ini yang mampu memerankan posisinya seperti itu? Inilah tantangan bagi Pemerintah Daerah. Bagaimana menyiapkan dana yang proporsional dan melatih pengelola agar mampu mengelola.

Tentunya porsi anggaran pengadaan buku harus  ditambah, dibarengi kualitas penyajian dan pelayanan. Andaikan membaca telah menjadi  menu harian masyarakat, maka kita akan melihat sosok kritis, analitis, dan berwawasan luas ketika berhadapan dengan ragam dinamika persoalan sekitar.

Tumpukan buku yang dibaca memang tidak harus melahirkan buku baru. Atau tidak harus memaksa membuat buku baru. Tetapi,  harus mampu  memotivasi dan menyadarkan kita  bahwa kecerdasan itu jauh lebih penting dari rasa pintar. Pintar adalah buah ketekunan, namun kecerdasan adalah buah dari kesadaran. Mari menggairahkan diri membaca buku… (*)

Iklan. Geser untuk terus membaca.

 

Ikuti berita terkini dari Bimakini di Google News, klik di sini.

Click to comment
Komentar sepenuhnya tanggung jawab pribadi. Hindari komentar bermuatan pelecehan, intimidasi, dan SARA.

Berita Terkait