Connect with us

Ketik yang Anda cari

Berita

Ini Kata Lilis pada Neneknya Sesaat Sebelum Meninggal

Jenazah Lilis setelah digali dari kuburnya.

Jenazah Lilis setelah digali dari kuburnya.

Bima, Bimakini.- Kematian Lilis Suryani (19) Siswi kelas X SMAN 1 Belo Kamis (25/8) menjadi bahan pembicaraan di kalangan keluarga maupun pihak sekolah tempatnya menuntun ilmu. Meninggalnya anak kedua dari pasangan Usman (35) dan Rohani (33) ini, belum bisa dipastikan apa motifnya, tapi ada dua dugaan yaitu antara diracuni atau dianiaya.

Seperti disampaikan Maryam (68), nenek korban, bahwa korban meninggal dunia Jumat (26/8) sekitar pukul 04.30 Wita. Korban yang sudah lama ditinggal cerai oleh kedua orang tuanya itu, meninggal saat dalam perjalanan menuju RSUD Bima. Pihak keluarga memulangkan kembali ke rumah duka begitu mengetahui gadis ini sudah mengembuskan napasnya yang terakhir. ‘’Korban meninggal dalam perjalanan menuju rumah sakit setelah dirujuk di Puskesmas Woha,’’ ujar Maryam.

Maryam menceritakan, awal kejadiannya, cucunya itu tiba-tiba terjatuh sehabis sholat magrib. Maryam mengakui mulut Lilis mengeluarkan air liur berwarna hijau serta bibirnya membiru. ‘’Korban langsung tergeletak di rumahnya dan mengeluarkan air liur warna hijau di mulut juga bibirnya membiru,’’ jelasnya.

Lanjut nenek itu, setelah cucunya itu tergeletak, ia ditempatkan di tempat tidur. Saat itu menurut nenek Maryam, cucunya itu mengatakan bahwa dirinya memakan permen yang diberikan oleh temannya bernama N (nama disebut lengkap) waktu disekolah. ‘’Melihat kondisi korban yang mengeluarkan air liur hijau, saya tanya sebelum dia meninggal. Dia bilang kalau dia telah memakan permen dikasih sama temannya waktu sekolah,’’ jelasnya.

Karena korban meninggal secara tidak wajar, pihak keluarga meminta pihak kepolisian agar melakukan otopsi terhadap jenazah korban. Pihak keluarga sangat tidak menerima kalau korban diracuni. ‘’Kami minta pihak kepolisian ungkap kematian anak kami, makannya kami ingin melakukan otopsi agar bias mengetahui apa sebabnya,’’ katanya. (Baca juga: Sudah Dikubur Lima Hari, Jenazah Siswi Ini Digali untuk Diotopsi)

Dia menambahkan, jenazah korban tidak akan dimakankan kalau polisi belum melakukan otopsi. Bahkan pihak kelurga sudah membuat surat pernyataan keluarga untuk meminta kepada polisi agar segera mengotopsi. ‘’Kami sudah meminta agar dilakukan otopsi karena korban meninggal sangat tidak wajar,’’ katanya lagi.

Sementara Wakasek Kesiswaan Mustamin, S.Pd yang dikonfiemasi di SMAN 1 Belo menjelaskan, setelah jenazah almarhumah dimakamkan di TPU Desa Baralau, langsung beredar kabar bahwa Lilis sempat dianiaya oleh teman satu sekolahnya. Penganiayaan itu dilakukan sekitar lingkungan sekolah, namun kejadian hingga mengakibatkan kematian itu, luput dari pantauan pihak sekolah.

Wakasek Kesiswaan SMA 1 Belo

Mustamin, S.Pd, Wakasek Kesiswaan SMA 1 Belo

‘’Kami baru mengetahui adanya kejadian itu setelah Lilis dikuburkan. Atas kejadian itu kami langsung memanggil empat orang siswanya. Karena diduga  mereka mengetahui kejadian itu. Hasilnya diakui juga dianiya rekan satu sekolahnya itu, bahkan diduga dua orang bukan siswa juga terlibat,’’ ungkap dia Senin (29/8).

Lanjut Mustamin, berdasarkan pengakuan keempat siswa yang dipanggil itu, saat itu ada teman korban sedang duduk di warung sambil makan. Temannya itu didatangi oleh dua orang perempuan yang tidak bersekolah seusia mereka. Mereka meminta bantuan untuk dipertemukan dengan si Lilis.  Setelah dipertemukan dibelakang pagar sekolah, entah apa sebabnya teman satu sekolahnya itu menendang dan menganiaya Lilis. ‘’Saat itu Lilis dianiaya dalam pagar sekolah oleh temannya sendiri dan juga dua orang kampong yang tidak dikenal itu,’’ ujar dia.

Atas kejadian itu, pihaknya telah melaporkan kasus penganiayaan terhadap pihak kepolisian. Pihaknya meminta agar diproses sesuai dengan hukum berlaku ‘’Kami sudah laporkan penganiayaan ini ke Polsek belo,’’ katanya.

Sementara Waka Polsek Belo Ipda H. Guntur membenarkan telah menerima laporan tersebut, bahkan hingga saat ini sedang diambil keterangan pihak keluarga. Sementara pihak sekolah sudah delapan orang diambil keterangannya. (BK34)

Ikuti berita terkini dari Bimakini di Google News, klik di sini.

Click to comment
Komentar sepenuhnya tanggung jawab pribadi. Hindari komentar bermuatan pelecehan, intimidasi, dan SARA.

Berita Terkait

Politik

Kota Bima, Bimakini.- Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kota Bima melalui Surat Keputusan KPU Kota Bima Nomor: 109/PL.02.2.BA/4/2024 menetapkan, jumlah syarat minimal dukungan bakal Pasangan...

Politik

Kota Bima, Bimakini.-  Pembentukan Calon Anggota Panitia Pemilihan Kecamatan (PPK) dan Panitia Pemungutan Suara (PPS) untuk Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur NTB serta Wali...

Politik

Mataram, Bimakini.- DPD PDI Perjuangan angkat bicara terkait mundurnya H. Lalu Budi Suryata sebagai Sekretaris DPD PDI Perjuangan NTB dan sekaligus sebagai kader Partai...

Peristiwa

Dompu, Bimakini – Setelah bentrokan terjadi antara massa aksi dari Aliansi Tani Menggugat yang menuntut kenaikan harga jagung dengan aparat Kepolisian di Kecamatan Manggelewa...

Politik

Kota Bima, Bimakini.- Setekah mendapat surat tugas sebagai Calon Wakil Wali Kota Bima pada Pilakda 2024, Ketua DPD Golkar Kota Bima, Alfian Indrawirawan, menyebut...