Kota Bima, Bimakini.com.- Asisten I Setda Kota Bima, Drs M Farid, MSi, menekankan sikap toleran harus ditanamkan sejak dini kepada generasi muda. Sikap toleran dan revolusi mental generasi bangsa itu sangat penting. Mengapa? Jika nilai-nilai toleransi sudah mengakar dan kuat, mereka tidak akan mudah ikut terpengaruh ajaran radikal.
Hal itu dikatakannya saat Simposium Kebangsaan Refleksi Hari Kemerdekaan RI Tahun 2016 yang diselenggarakan Lembaga Studi Konflik dan Advokasi (LSKA) NTB. Tema simposium adalah “Membumikan Semangat Nasionalisme Dalam Rangka Mereduksi Konflik Horizontal dan Radikalisme di Kota Bima”.
Saat itu, Farid mengapresaisi LSKA NTB yang menyelenggarakan kegiatan simposium kebangsaan. Temanya pun relevan dengan kondisi saat ini, yaitu peringatan Hari Ulang Tahun ke-71 Kemerdekaan Republik Indonesia. Saat ini merupakan momentum paling tepat sebagai langkah awal untuk menyegarkan energi positif kepada seluruh elemen bangsa bahwa harus kembali kepada semangat persatuan nasional.
Bangsa Indonesia merupakan bangsa majemuk. Heterogenitas bangsa Indonesia adalah sesuatu yang tidak terhindarkan. Sifat heterogen juga bersumber pada keragaman agama. Selain itu, pengaruh globalisasi melalui informasi komunikasi yang semakin canggih menyebabkan bangsa Indonesia memiliki berbagai paham, persepsi, dan pandangan yang berbeda sekaligus bertentangan.
Nah, kemajemukan ini jika tidak dikelola baik akan menimbulkan kerawanan akan konflik. Kata kunci dalam mengelola konflik adalah bagaimana hidup berdampingan dalam keanekaragaman, tetapi tetap memiliki semangat persatuan dalam kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia. “Itulah yang namanya semangat nasionalisme,” ujarnya.
Dalam pengantarnya Direktur LSKA NTB, Ihsan Iskandar, SH, mengatakan simposium kebangsaan untuk membangun silaturahmi juga sebagai ajang melakukan tukar pikiran (sharing idea) dengan semua elemen dalam menangani masalah yang berkaitan dengan konflik horizontal dan radikalisme. Selain itu, agar tercipta suasana kondusif guna mewujudkan Kota Bima yang bebas konflik sosial dan paham radikal.
Kegiatan diikuti 100 peserta yang berasal dari pemerintah daerah, tokoh agama, tokoh masyarakat, pemuda, mahasiswa, dan tokoh adat. Kegiatan ini dibuka oleh Asisten I di aula SMAN 2 Kota Bima, Kamis (18/8).
Narasumber yaitu Dandim 1608/Bima, Bakesbangpoldagri, DPRD Kota Bima, dan Akademisi. Tujuan kegiatan untuk menumbuhkan kembali semangat nasionalisme dan cinta Tanah Air. (BK28)
Ikuti berita terkini dari Bimakini di Google News, klik di sini.