Kota Bima, Bimakini.- Minat warga untuk memotong hewan qurban di rumah potong hewan (RPH) meningkat. Terbukti hingga Senin, 56 sapi yang disembelih dan dikuliti. Jumlah itu masih akan terus meningkat.
Tahun lalu, tercatat hanya ada 30 ekor sapi yang masuk RPH. Itu jumlah dua hari musim qurban. “Alhamdulillah tahun ini ada peningkatan,” ujar Kepala Dinas Pertanian dan Peternakan Kota Bima, Ir Hj Rini Indriati, Senin siang.
Menurut dia, kenaikan minat ini karena warga sudah mulai sadar manfaat menyembelih qurban di RPH, dilihat dari hasil dan biaya yang dikeluarkan.
Diungkapkannya, untuk menyembelih sapi di RPH warga cukup merogoh kocek Rp200 ribu saja. Uang tersebut untuk pemeriksaan kesehatan ternak oleh tim Dokter. Kemudian dimanfaatkan untuk ongkos pemiliharaan mesin, membayar listrik. Selain itu, upah tukang jagal, pengulitan, tukang pilah tulang, dan jeroan.
Proses pemotongan di RPH hanya membutuhkan waktu sekitar 30 menit. Tetapi, sebelum sapi dipotong sehari sebelumnya harus sudah masuk di RPH. Sebab tim Dokter harus memeriksa kondisi sapi sebelum dipotong.
“Kalau kita potong sendiri, pasti dagingnya banyak yang kurang kemudian ongkosnya mahal. Kalau di sini, daging hingga jeroan sapi tidak ada yang ambil, kecuali pemilik,” tuturnya.
Pemilik sapi, H Rusli, mengaku lebih memilih meotong sapi di RPH ketimbang di rumah. Sebab cara penyembelihan di RPH sesuai syariat Islam. “Sapi di sini diperlakukan baik, tidak dibanting dan ditarik-tarik. Tapi ditidurkan secara berlahan, sehingga tidak menyakiti sapi,” gambarnya.
Kemudian memotong di RPH tidak ribet, karena tidak perlu potong-potong lagi. Hasilnya diterima dalam bentuk potongan kecil-kecil.
Pada sisi lain, Ketua Panitia Hari Besar Islam (PHBI) Kota Bima, H Ahmad, SAg, mengatakan ada 119 sapi dan 92 kambing yang dipotong warga. “Ini data yang masuk pada kami. Di luar ini masih ada warga yang memotong sendiri,” sebutnya. (BE28)
Ikuti berita terkini dari Bimakini di Google News, klik di sini.
