Bima, Bimakini.- Ini peristiwa langka di daerah dataran tinggi Wawo. Apakah itu? Puluhan warga Kecamatan Wawo berunjukrasa di depan SMAN 1 Wawo, Kamis (31/08/2016). Mereka menuntut Kepala SMAN 1 Wawo bertanggungjawab terhadap berbagai kasus kekerasan antarpelajar yang menyebabkan terusiknya rasa aman dan nyaman di sekolah itu.
Tidak hanya itu. Pengunjuk rasa meminta kepada Kasek mundur jika tidak mampu lagi menciptakan keamanan di lingkungan sekolah. Masalahnya, sekolah seharusnya pendidik generasi menjadi cerdas, tetapi yang terjadi justru sebaliknya, budaya kekerasan dan premanisme kerap terjadi di lingkungan sekolah.
Pantauan Bimakini, di depan SMAN 1 Wawo, Kamis, koordinator lapangan saling bergantian menyampaikan orasi. Seperti Akbar, Muchlis, Ridwan, Ahmadi, dan lainnya. Mereka meminta Kasek menemui di pintu masuk sekolah. Jika tidak, akan merangsek masuk di halaman sekolah.
Namun, deadline yang diberikan pendemo lima menit dimanfaatkan oleh Kasek setelah aparat keamanan memberikan jaminan.
Ridwan mengatakan, sederet kekerasan antar-siswa kerap terjadi di SMAN 1 Wawo. Terakhir kasus yang terjadi dua hari terakhir adalah pemukulan terhadap Muhammad Anshar yang diduga melibatkan Faisal. Hingga kini sedang ditangani Polsek Wawo.
“Kasus pemukulan dan perkelahian seperti itu tidak akan terjadi jika Kasek dan guru menerapkan disiplin. Bertindak tegas terhadap siswa yang berbuat ulah, apalagi terlibat kekerasan terhadap sesama siswa di sekolah,” ujarnya saat orasi pada mobil pick up depan sekolah.
Bagaimana tanggapan Kepala SMAN 1 Wawo, Muhtar, SPd terhadap tuntutan pendemo? Dia mengapresiasi unjukrasa yang dilakukan warga. Diakuinya, beberapa kejadian perkelahian dan tindakan kekerasan di sekolah sudah ditangani dan diperingatkan.
Termasuk kasus pemukulan yang dilakukan Faisal terhadap Ansyar sedang ditangani oleh pihak Kepolisian. Pihak sekolah mencatat kasus yang dilakukan Faisal sudah duakali. Pihak sekolah bertindak tegas mengeluarkannya dari SMAN 1 Wawo.
Muhtar juga menjawab soal mengundurkan diri. Dia menegaskan, semasih masih menjalankan amanah sebagai guru yang diberi SK Kasek sebagai tugas tambahan akan tetap menjalankan amanah itu hingga SK itu dicabut.
“Terserah pemerintah mau mencabut SK itu. Saya hanya menjalankan tugas dan tanggungjawab sesuai kemampuan yang saya miliki. Saya telah berusaha semaksimal mungkin menciptakan suasana nyaman di sekolah, tetapi hanya itulah kemampuan saya. Saya mohon maaf,” ujarnya.
Hal lain, katanya, kasus yang terjadi pada siswa yang bernama Masyitah. Sempat ditanyakan dan mengaku terjatuh di sekolah, bukan dipukul oleh temannya.
Hal senada dikemukakan Koordinator Guru BP, Drs Edison, MPd. Peristiwa yang terjadi dua hari lalu sudah ditangani oleh guru dan Kasek. Karena kasus yang dilakukan Faisal ini sudah sering terjadi, pihak sekolah menyepakati mengeluarkannya. Ini dilakukan agar yang lain tidak terkena imbas dari kenakalan yang dilakukan siswa terhadap siswa lain.
“Kita sudah menyerahkan kasus itu kepada aparat Kepolisian, semoga tidak terulang lagi kasus-kasus yang lain. Kami mohon maaf kepada masyarakat Wawo,” katanya. (BK23)
Ikuti berita terkini dari Bimakini di Google News, klik di sini.