Kota Bima, Bimakini.- Komandan Kodim (Dandim) 1608/Bima, Letkol (Zeni) Yudil Hendro menemui Pimpinan Pondok Pesantren (Ponpes) Darul Furqan Kelurahan Dodu Kecamatan Rasanae Timur Kota Bima, Rabu (23/11). Dandim didamping Danramil Kota, Kapten (Inf) Nasirudin dan beberapa personel lainnya.
Kehadiran petinggi TNI itu untuk silaturrahim dan mengenal lebih dekat dengan pimpinan Ponpes, guru dan santri. Sekaligus menyosialisasikan pentingnya menjaga kesatuan dan persatuan dalam bingkai Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
Kata Dandim, terpeliharanya kondusivitas wilayah memerlukan koordinasi terpadu dan terbangunnya sinergitas antara aparatur pemerintahan, aparat keamanan maupun instansi terkait. Namun, dibutuhkan peranserta tokoh agama, tokoh masyarakat, tokoh pemuda, tokoh adat maupun komponen masyarakat lainnya. “Terutama dalam penyelesaian berbagai masalah yang mengemuka,” katanya.
Katanya, Indonesia bukan hanya dibangun oleh satu kelompok saja, tetapi bersama kelompok lain dalam kesamaan visi kebangsaan yang ingin bebas dan merdeka. Keinginan itu muncul setelah 350 tahun dijajah Belanda dengan munculnya kelompok Jong Java, Sumatra, Sulawesi, Jon Tidore, dan lainnya tahun 1908. Kemudian muncul sumpah pemuda hingga dalam waktu singkat persatuan dan kesatuan bangsa itu bersama memroklamirkan kemerdekan Indonesia 17 Agustus 1945 dengan fondasi Pancasila sebagai fondasi bangsa.
Dia berharap santri harus mandiri, belajar disiplin, dan tidak malas. Sebab jika generasi ini tidak mandiri maka mudah diombang-ambingkan oleh orang lain.
Hal senada dikemukakan Pimpinan Ponpes Darul Furqan Kelurahan Dodu, Drs H Musaddad HA Karim, SH. Sejak dahulu kedekatan dengan aparat TNI sudah lama terjalin baik, seperti saat bertugas di Pengadilan Agama di NTT, dan Bangli Bali. Bahkan, saat HA Karim Said, BA, orang tuanya meninggal di Bali dukungan dan bantuan dari pimpinan TNI di Bali memudahkannya dipulangkan ke Bima. Demikian juga dengan kepindahannya di PA Bangli adalah dukungan dari Dandim di sana.
“Alhamdulillah kita bersyukur Dandim Bima mau bersilaturrahmi dengan jajaran Pondok Darul Furqan Dodu ini. Semoga jalinan silaturrahmi seperti ini tetap berlanjut,” ujarnya.
Ponpes Darul Furqan, katanya, menggunakan kurikulum nasional, sedangkan kegiatan Ponpes lebih banyak diarahkan kepada pendidikan Al-Quran. Bahkan, sudah banyak qari dan qariah lahir di Ponpes ini. Namun, untuk diketahui sama sekali tidak mendidik santri menjadi aliran sesat atau terorisme.
“Kita lebih ke NU, karena orang tua kita juga merupakan tokoh NU di Bima. Kita mewariskan ajaran yang lama dan dipertahankan hingga saat ini,” katanya. (BK23)
Ikuti berita terkini dari Bimakini di Google News, klik di sini.