Kota Bima, Bimakini.- Ada yang unik dari ekspresi dan apresiasi siswa Sekolah Menengah Atas Negeri (SMAN 4) Kota Bima saat merayakan Hari Guru Nasional di sekolah mereka, Jumat (25/11) pagi. Aula yang “disulap” menjadi tempat perhelatan ditata rapi, puluhan balon digantung. Foto seluruh guru pun dihadirkan di ruangan itu. Pada bagian depan ruangan tertata rapi nasi tumpeng dan kue tart yang bertuliskan Hari Guru Nasioal ke-71.
Acara yang digagas pengurus OSIS SMAN 4 Kota Bima itu, terkesan sederhana, tetapi syarat makna bagi terciptanya suasana keakraban. Tidak hanya memotong tumpeng yang dilakukan Ketua Ranting PGRI SMAN 4 Kota Bima, Drs Baharudin bersama guru lain, tetapi yang bikin beberapa ibu guru menangis adalah salaman dan pelukan siswa perempuan ketika siswa menyerahkan sekuntum bunga.
Suasana haru tidak terbendung, air mata bahagia tidak terasa membasahi pipi ibu guru dan siswi. “Selamat Hari Ulang Tahun Guruku. Teruslah berkarya karena pengabdian kalian, mampu menciptakan dunia baru untuk melampau zamanmu,” ujar Ketua OSIS SMAN 4 Kota Bima, Fahrurrahman.
Jasa guru, kata Fahrurrahman, tidak bias dibalas dengan apapun. Mereka berani menitipkan muridnya menginjak masa depan, sekaligus membekalinya dengan kekuatan ilmu pengetahuan luar biasa. Guru telah menanamkan budi pekerti luhur. Semua itu akan menjadi bukti nyata untuk anak-cucu nanti.
“Apa yang kita lakukan saat ini akan menjadi sejarah indah dalam bingkai kehidupan semua siswa. Bingkai itu akan melindungi sejarah indah seperti kaca yang melindungi foto yang dibingkai. Terimakasih atas jasa-jasamu wahai guruku, doa kami akan selalu menyertai setiap langkahmu,” katanya.
Guru SMAN 4 Kota Bima, Drs Baharudin, mengaku terharu. Ulang tahun guru kali ini agak berbeda dengan tahun sebelumnya. Kesan yang paling mendalam adalah siswa menghargai jasa guru. Sikap mereka jauh berbeda dari perlakukan sebagian siswa yang diberitakan media nasional, seperti memukul guru, menuntut guru, dan perlakuan tidak manusiawi.
“Jika saya mengingat kekerasan terhadap guru, maka berbanding terbalik dengan apa yang dilakukan siswa kami saat ini. Saya dan guru lain begitu bahagia dapat mendidik mereka menjadi anak-anak yang tahu begitu bermakna jasa guru bagi anak didik. Terima kasih anak-anak tanpa kalian pengabdian kami tiadalah bermakna apa-apa,” tuturnya.
Suasana itu kian terasa ketika lagu hymne guru dinyanyikan beberapa siswa. Acara berakhir dengan pembagian kue tart dan nasi tumpeng. Mereka foto bersama sebagai sejarah hidup yang akan dikenang sepanjang sejarah. (BK23)
Ikuti berita terkini dari Bimakini di Google News, klik di sini.