Bima, Bimakini.- Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi RI, melalui Dirjen Daerah Tertinggal dan Pengembangan SDM, menggelar pelatihan pengolahan hasil produksi laut Bima di hotel Camelia KOta Bima, Senin (28/11). Pada tahap perdana ini sebanyak 15 peserta asal Desa Karumbu Kecamatan Langgudu.
Mereka mendapat kesempatan dilatih oleh para tutor terbaik tingkat lokal maupun nasional. Yakni bagaimana memroduksi hasil laut menjadi komoditi memiliki nilai jual tinggi untuk meningkatkan perekonomian.
Kegiatan ini menggandeng Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (IPNU) dan dibuka oleh Bupati Bima diwakili Kepala Bappeda, Ir Indra Jaya.
Perwakilan Dirjen Daerah Tertinggal dan Pengembangan SDM Kemendes RI, Asrul Raman, menjelaskan pelatihan ini untuk mendukung proses produksi di daerah tertinggal. Kegiatan seperti ini sebenarnya tidak hanya dilaksanakan di Kabupaten Bima, tetapi pada 10 kabupaten di Indonesia dengan fokus pengembangan sumberdaya lokal. “Walaupun sebenarnya untuk Kabupaten Bima ini tahun kedua, tetapi ada kendala,” ujarnya.
Kegiatan seperti ini dilaksanakan dengan Perguruan Tinggi dan Fattayat NU. Sekarang menggandeng IPNU dan selalu berkelanjutan setiap tahun.
Rencananya, jelas dia, pelatihan akan dilaksanakan sampai 3 Desember mendatang. Peserta akan dilatih oleh instruktur lokal dan nasional dari Kementrian Tenaga Kerja dan Penyedia Alat Produksi.
Pelatihan ini berdasarkan desain Kemendes setelah melihat komoditas laut di Kabupaten Bima akan fokus pada pengembangan bakso ikan dengan lokus program di Desa Karumbu Kecamatan Langgudu. Varian 10 kabupaten berbeda-beda.
Asrul yang juga Ketua Lakpesdam NU Bima ini, berharap pelatihan tidak hanya berefek pada kelompok penerima manfaat dan masyarakat setempat, tetapi juga bagi desa tetangga yang membeli hasil produksi. “Sehingga muara akhir untuk pengembangan kapasitas daerah tertinggal bisa tercapai,” katanya.
Kepala Bappeda Kabupaten Bima, Ir Indra Jaya, berharap para peserta untuk serius mengikuti pelatihan dan mendalami ilmu yang didapat karena pemerintah telah mengalokasikan anggaran cukup besar untuk meningkatkan sumberdaya manusia. Melalui pelatihan ini ke depan kegiatan rumah-tangga dan ekonomi produksi bisa hidup. Saung yang dibangun dimanfaatkan sebagai tempat pertemuan rutin untuk mendiskusikan usaha yang digarap.
Katanya, pelatihan ini dilakukan supaya meningkatkan sumberdaya masyarakat. Tidak hanya nanti bisa membuat, tetapi juga mendapatkan keuntungan dari hasil penjualan. (BK32)
Ikuti berita terkini dari Bimakini di Google News, klik di sini.