Bima, Bimakini.- Pelajar Sekolah Menengah Pertama Negeri (SMPN) 4 Sape, Putri Alfina Damayanti (14) hilang sejak Rabu (02/11) lalu. Berdasarkan cerita pihak keluarga, teman-temannya mengaku Putri dijemput seorang pria menggunakan sepeda motor saat pelajaran Olah Raga. Itu berarti suah 13 hari remaja itu tidak berada di tengah keluarganya.
Peristiwa hilangnya remaja asal RT 02 RW 01 Dusun Rato Desa Sangia Kecamatan Sape Kabupaten Bima itu telah dilaporkan ke Polsek Sape, Senin (14/11). Sebagaimana penjelasan pihak keluarga, ciri-ciri Putri berkulit putih, hidung mancung, dan berambut lurus.
Putri adalah buah hati pasangan Nurdin-Sukarti. Anak terakhir dari empat bersaudara. Hanya dia yang perempuan dalam keluarga itu.
Bagaimana pengakuan Nurdin? Saat dihubungi Senin siang, dia mengaku berdasarkan penjelasan teman sekolahnya, Putri dijemput sekitar pukul 11.00 WITA ketika mengikuti pelajara Olah Raga. Upaya pencarian telah dilakukan bersama keluarga pada wilayah sekitar Sape dan Lambu, namun hasilnya nihil. “Kejadian ini telah dilaporkan ke Polsek Sape,” katanya melalui telepon seluler, Senin (14/11)sore.
Nurdin mengaku, saat terakhir bersama anaknya itu, tidak ada yang luar biasa. Hanya mengetahui bahwa putri ke sekolah seperti hari-hari biasanya. Demikian juga dengan sikap kesehariannya di rumah. “Nggak ada hal-hal janggal yang terlihat. Semoga segera ditemukan,” ujarnya.
Bagaimana feeling-nya saat ini mengenai kondisi Putri? Ditanya soal itu, Nurdin masih merasakan anaknya ada di sekitar Sape. Pascakepergian Putri, tidak bisa tidur nyenyak karena bayangannya selalu hadir.
Kapolsek Sape, Ajun Komisaris Polisi Arifudin Hasan, MSi, yang dihubungi Selasa (15/11) pukul 10.18 WITA membenarkan telah menerima laporan kehilangan pelajar itu pada Senin (14/11) siang. Informasi soal itu sudah disebarkan melalui grup Whats App anggota Kepolisian di wilayah Kabupaten dan Kota Bima. Dia berharap jika ada yang menemukan segera menginformasikannya kepada aparat terdekat. “Kita sudah sebar info ini kepada anggota grup WA Kepolisian,” katanya.
Pria kelahiran Desa Naru Barat Kecamatan Sape Kabupaten Bima ini menyesalkan pihak keluarga karena terlambat melaporkan kejadian itu ke Kepolisian. “Baru pada hari ke 12 dilaporkan, kita berhitung dengan waktu,” katanya via telepon seluler.
Katanya, jika diasumsikan lari atau dilarikan pria lain, maka jarak tempuhnya sudah jauh hingga ke Kalimantan, Sulawesi dan Papu. Dalam hitungan biasa, satu hari sudah berada di Jakarta. Kepada masyarakat, jika ada kejadian sejenis agar segera melaporkannya ke Kepolisian agar bisa ditindaklanjuti. “Dilaporkan cepat, jangan sudah basi (lama, Red) baru dilaporkan,” ujarnya. (BK22)
Ikuti berita terkini dari Bimakini di Google News, klik di sini.