SAAT ini, kita bertemu lagi dengan peringatan Hari Guru Nasional (HGN) dan Hari Jadi ke-71 Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI). Jumat (25/11/2016), upacara peringatan digelar secara nasional dan semua daerah. Hari ini, guru dan segala dinamika kiprahnya, menjadi bahan perbincangan hangat. Siswa mengekspresikan berbagai cara untuk menghargai jasa gurunya. Memang mengharukan ketika siswa dan guru bertemu pada satu titik muara. Ketulusan mengabdi dan keikhlasan menghargai. Ada bahasa batin yang tidak mampu diwakili kata. Bidang pendidikan dengan guru sebagai ujung tombak lapangan memerlukan refleksi kritis dan perhatian lebih. Tentu saja dalam semangat bagaimana kompetensinya semakin meningkat untuk menjawab tantangan zaman
Bagaimana dengan kondisi pendidikan dan guru di Bima-Dompu? Menandai momentum peringatan ini, diharapkan ada refleksi serius untuk membingkai semangat perjuangan guru dalam mendidik anak bangsa. Demikian juga mereka yang berada di pelosok, jauh dari keramaian dan penuh keterbatasan sarana.
Pada sebagian wilayah Indonesia, masih ada akses yang sulit, harus melintasi sungai, jembatan reok, pengunungan yang terjal dan lain sebagainya. Ditambah lagi fasilitas bagunan sekolah yang tidak layak dan peralatan seadanya. Semua itu harus mendapatkan porsi perhatian.
Isu yang seringkali mengemuka saat membicarakan bidang pendidikan adalah seputar keberpihakan anggaran, peningkatan kesejateraan dan peningkatan kompetensi, serta bentuk apresiasi. Selalu saja poin-poin ini yang mendesak dibahas dan perjuangkan.
Kita mengharapkan ada semacam titik keberangkatan baru dari kolektivitas guru di Bima-Dompu dan Indonesia umumnya untuk bangkit. Secara internal memantapkan komitmen dan tekad untuk memberikan yang terbaik bagi penyiapan generasi bangsa. Dari sisi pemerintah, bagaimana menunjukkan keberpihakan terhadap pendidikan dengan guru di garda depan.
Sentuhan guru harus dihargai, karena perjuangannya tidak kenal mencerdaskan anak didik. Apresiasi harus terus ditunjukkan sebagai bagian dari dedikasi tanpa batas. Pada sisi lain, guru juga harus terus mengembangkan diri, memanfaatkan media yang tersedia. Mengasah kemampuan dan menguatkan integritas.
Sekali lagi, porsi keberpihakan terhadap pendidikan (guru) harus ditunjukkan sembari penguatan kapasitas yang terus diasah. Nelson Mandela menyatakan pendidikan merupakan senjata paling kuat untuk mengubah warna dunia. Education is the most powerful weapon which you can use to change the world!
Akhirnya selamat Hari Guru Nasional dan dan Hari Jadi PGRI. Guru sejahtera, Indonesia cermerlang. (*)
Ikuti berita terkini dari Bimakini di Google News, klik di sini.