Bima, Bimakini.- Muslimah Hizbut Tahrir Indonesia (MHTI), Minggu (18/12/2016) menggelar Sarasehan Ibu Nusantara (SIN) ke-4 di Aula SMKN 2 Kota Bima.
Sarasehan dengan tema “Negara Pilar Utama Ketahanan Keluarga” dihadiri sekitar 300 peserta dari kalangan intelektual, GOW Kota dan Kabupaten Bima, Majelis Taklim, Aktifis LSM/Ormas, Mubalighah dan tokoh perempuan lainnya di Bima dan Dompu.
Ketua Panitia, Ustadzah Eli Marlinda S.Pdi menjelaskan kegiatan sarasehan ini di 83 kota dan kabupaten se Indonesia. “Sarasehan Ibu Nasional atau Kongres Ibu Nusantara ini sudah dihelat oleh Muslimah Hizbut Tahrir Indonesia mulai 17-25 Desember 2016,” terangnya.
Gagasan kegiatan ini, ujarnya, berangkat dari buruknya kondisi ketahanan keluarga Indonesia. Hal ini menjadi ancaman serius masa depan bangsa.
Apalagi fakta yang ada, terangnya, angka perceraian terus meningkat, kasus penelantaran anak dan makin sadisnya kekerasan terhadap perempuan dan anak.
Kenyataan ini, kata dia, semestinya menjadi perhatian serius semua pihak. Membangun kesadaran umum terhadap akar persoalan dan solusi atas buruknya ketahanan keluarga. “Itulah yang menjadi alasan MHTI berinisiatif menyelenggarakan Sarasehan Ibu Nusantara ke empat khususnya di Kota Bima,” ujarnya.
Pembicara Sarasehan, Ustadzah Nurul Istiqomah menjelaskan buruknya ketahanan keluarga, menjadi faktor penyumbang banyaknya generasi yang terjerumus perilaku menyimpang. Seperti Narkoba, LGBT, dan Pergaulan bebas.
“Karena itu solusi tuntas bagi persoalan massalnya kerapuhan keluarga adalah berjuang bersana menegakkan sistem khilafah yang akan secara nyata menghadirkan negara sebagai pilar utama ketahanan keluarga,” ungkapnya.
Sementara itu, Ustadzah Qonita Yunita menyampaikan bahwa solusi untuk mengatasi masalah kerapuhan ketahanan keluarga adalah dengan menerapkan sistem pendidikan bervisi insan kamil.
“Ada tiga pilar yang saling mendukung dalam dunia pendidikan, yaitu pendidikan di dalam keluarga, pendidikan di masyarakat dan pendidikan dalam institusi pendidikan. Salah satu pilar ini rapuh, akan berakibat pada kerapuhan secara keseluruhan dalam sistem pendidikan,” ungkapnya.
Sarasehan ini, kata dia, untuk memberi masukan dan koreksi bagi para pengambil kebijakan. Juga diharapkan dapat meningkatkan semangat juang kaum ibu untuk bersama-sama menegakkan Khilafah Islamiyah. Menunaikan kewajiban melaksanakan syariat secara kaffah. “Dengan berlakunya seluruh syariat akan terwujud keluarga yang kokoh, sejahtera dan mendapatkan kebahagiaan yg hakiki. (CBK.01)
Ikuti berita terkini dari Bimakini di Google News, klik di sini.