Connect with us

Ketik yang Anda cari

Dari Redaksi

Setelah Dadibou-Risa Islah

Warga Risa dan Dadibou saat terlibat bentrok di persawahan.

Warga Risa dan Dadibou saat terlibat bentrok di persawahan.

SETELAH kabar buruk munculnya konflik antarkelompok warga Desa Dadibou-Desa Risa Kecamatan Woha Kabupaten Bima, kini kabar baiknya mencuat. Mereka telah berdamai (islah), bahkan kembali beraktivitas seperti biasanya. Para petani melihat kembali tanaman setelah ditinggalkan selama sepekan. Para pedagang yang biasa menjajakan dagangan sudah melupakannya. Bahkan, ratusan aparat keamanan pun ditarik dari areal konflik, perbatasan wilayah dua desa. Ya, konflik memang kerap meletup tanpa diduga, bahkan bisa dipicu oleh hal sepele. Namun, ketika masing-masing bertekad berdamai, tentu saja melegakan.

Dampak domino konflik memang tidak terduga. Bayangkan, petani hanya menatap dari jauh tanamannya yang sejatinya harus diintip dan dirawat setiap hari. Suasana psikologis warga pun diliputi ketakutan dan kekuatiran. Kebebasan anak-anak bermain pun terkekang. Senjata tajam merajalela pada tangan warga. Rasanya dunia selebar daun kelor saja. Nah, momentuk perdamaian yang telah terwujud diharapkan terus dijaga. Menjaga suasana nyaman untuk mewujudkan cita-cita kehidupan yang masih harus diraih.

Paling tidak ada dua catatan yang perlu dicermati menandai konflik ini. Pertama, rangkaian konflik sebelumnya semakin menebalkan identitas wilayah desa dalam persepsi minor. Sebegitu rapuhnya pertahanan mental masyarakat Dadibou-Risa sehingga mudah terjebak dan terprovokasi suasana. Seperti kasus sebelumnya, kejadian yang melibatkan satu atau dua orang, sertamerta mewujud dalam konflik kelompok. Sampai kapan? Padahal, insiden-insiden kecil dan tidak terduga akan terus terjadi mewarnai kehidupan. Jadi, sebaiknya energi ditabung untuk hal positif lainnya.

Kedua, konflik ini sejatinya adalah perseteruan antar-Muslim. Padahal, pesan agama Islam sangatlah jelas, membangun hubungan baik dan silaturahim adalah keharusan. Bila ada informasi tentang sesuatu segera dicerna dan ditabayuni sehingga reaksi yang muncul proporsional. Konflik antarkelompok warga desa ini jelas memalukan, karena merambah luas dan merusak citra desa sendiri dan daerah.

Mari menjaga suasana damai. Islah yang disepakati harus mampu memasuki dinding hati, tidak sekadar ucapan dan coretan manis di atas kertas saja. Kita berharap ada titik balik kesadaran baru melihat dimensi negatif konflik bagi kemaslahatan dan peradaban. Pasca-islah, kita percaya warga Dadibou dan Risa mampu menjaga ikatan janjinya. (*)

Iklan. Geser untuk terus membaca.

Ikuti berita terkini dari Bimakini di Google News, klik di sini.

Click to comment
Komentar sepenuhnya tanggung jawab pribadi. Hindari komentar bermuatan pelecehan, intimidasi, dan SARA.

Berita Terkait

Hukum & Kriminal

Kota Bima, Bimakini.- Polres Bima Kota melakukan tes urine mendadak bagi seluruh personilnya. Tindakan ini dilakukan sebagai bagian dari komitmen Polres Bima Kota untuk...

NTB

Mataram, Bimakini.- Pimpinan PT. Amman Mineral Nusa Tenggara menunjukkan komitmennya mendukung Kontingen PON XXI NTB yang akan berlaga di Aceh – Sumatera Utara, bulan...

Pemerintahan

Kota Bima, Bimakini : Kantor Pelayanan Kekayaan Negara dan Lelang (KPPNL) Bima menggelar acara Anugerah Reksa Bandha tahun 2023. Ada sejumlah kategori yang diberikan...

Pemerintahan

Kota Bima, Bimakini.-  Kantor Pelayanan Kekayaan Negara dan Lelang (KPPNL) Bima menggelar acara Anugerah Reksa Bandha tahun 2023. Kegiatan yang berlangsung di aula Satonda...

Politik

Kota Bima, Bimakini.- Pemilihan Wali Kota Bima tahun 2024  mengusung tema “Pilkada Matupa”. Harapannya akan terwujud Pilkada 2024 demokratis dan sesuai dengan prinsip pemilihan....