PASCABANJIR bandang yang melabrak sejumlah permukiman kelurahan di Kota Bima, upaya pembersihan terus digenjot. Diperkirakan dibutuhkan waktu agak lama untuk menemukan kembali wajah Kota Bima seperti sebelumnya. Aparat TNI, Kepolisian, dan para relawan membantu membersihkan ruas jalan dan fasilitas publik. Mereka terus mengerahkan segala kemampuannya untuk menghasilkan yang terbaik. Tidak hanya siang, bahkan malam. Lihat saja, peralatan berat dan kendaraan pengangkut lumpur atau sampah hilir-mudik di jalanan utama. Aktivitas di tempat pembuangan sampah juga tidak henti-hentinya.
Sebagian besar dari mereka adalah aparat dari luar Kota Bima. Tentu saja apresiasi tinggi selayaknya kita khaturkan terhadap dedikasi mereka untuk pemulihan daerah ini. Mereka sedang membersihkan luka dampak banjir yang bertrauma itu. Apa yang mereka lakukan itu dari sisi fasilitas fisik. Dalam upaya pengembalian trauma masyarakat, terutama anak-anak, tim Layanan Dukungan Psikososial terus bergerilya melayani warga. Menyusuri satu wilayah ke wilayah lain, lalu memasuki Posko pengungsian dan menyentuh bocah-bocah, sekolah, serta panti asuhan. Mereka berkonsentrasi pada penormalan suasana psikologis pascabencana. Bahkan, Menteri Sosial RI akan kembali mengunjungi Kota Bima untuk memastikan semua proses penanganan pada jalurnya yang tepat. On the right track!
Ya, bencana banjir dalam dua ronde ini memang berimplikasi luas. Telah menyerang fasilitas fisik dan melumpuhkannya. Namun, juga menerjang suasana psikologis masyarakat. Dua sisi inilah yang sekarang ini dalam proses pemulihan yang intensif dilakukan. Itu berarti dimensi suatu bencana telah membawa banyak gerbong masalah, sekaligus ‘pekerjaan rumah’ yang harus segera dikerjakan. Berpacu dengan guliran waktu. Di tengah tugas pemerintah yang berdimensi luas itu, masyarakat Kota Bima, apakah korban dan tidak menjadi korban, selayaknya mendukungnya. Paling tidak, membangun suasana nyaman dan menjaga Kamtibmas agar mereka merasa tidak hanya sendirian bekerja. Kepada semua pihak yang telah membantu proses pemulihan ini, apakah dalam bentuk pembersihan dan perbaikan fasilitas umum. Distribusi bantuan Sembako dan kebutuhan lainnya. Pemulihan kondisi psikososial dan layanan lainnya, kita mengucapkan terimakasih. Apa yang menimpa Kota Bima hari ini harus mampu diekspresikan dalam balasan yang pantas seandainya ada daerah lain yang mengalami kondisi serupa. Bencana memang tidak mengenal tempat. Menerjang apa saja yang melewatinya.
Masyarakat Kota Bima selayaknya berucap ‘kalembo ade’ kepada mereka. Ya, mohon melapangkan dada Anda ketika menuntaskan pengabdian di Kota Tepian Air ini…(*)
Ikuti berita terkini dari Bimakini di Google News, klik di sini.