Dompu, Bimakini. – Untuk meningkatkan populasi ternak sapi di Kabupaten Dompu, Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Barat menggandeng Universitas Mataram dan University of New Zealand, merencanakan program pengembangbiakan sapi. Tujuannya untuk percepatan proses perkembangbiakan ternak sapi.
Program ini juga untuk memecahkan masalah yang dihadapi peternak sapi di Dompu. “Kita ingin ada perubahan cara perikaku dalam pengembangbiakan sapi,”: ujar Ketua Tim, Profesor Taufik Fauzi, Sabtu (14/01) lalu saat bertemu para kelompok ternak di Dompu.
Rombongan Tim Project New Zealand itu didampingi Sekda NTB, Dr Rosyadi M Sayuti, dan Kepala Bappeda dan Litbang Dompu, Drs H Haris MAP. Sekaligus mewakili Bupati Dompu. Kerjasama Tim Project New Zealand dan Universitas Mataram itu bertujuan untuk mengubah pola pemeliharaan ternak sapi. Selama ini cara ternak sapi yang dilakukan petani masih menggunakan sistem tradisional. “Sistem inilah yang coba kita ubah,” katanya.
Dia menambahkan melalui cara pengelolaan ternak yang modern diharapkan mampu mendongkrak populasi sapi dan harga jualnya. Cara modern itu adalah ternak sapi melalui pengembangan Pakan Lamtoro. Diprediksi pertumbuhan sapi dalam waktu 3-4 bulan menjadi gemuk dan harganya lebih mahal dibandingkan cara tradisional. Hal ini akan memercepat pertumbuhan ekonomi petani ternak.
Usai memaparkan tujuan dan manfaat , program, tim mengunjungi kelompok peternak di Kecamatan Woja, Manggelewa, dan Kempo.
Beberapa peternak setelah mendengar pemaparan tim mengapresiasi dan berjanji akan melaksanakan program baru itu. “Kita akan segera lakukan cara mengembangan sapi program baru itu,” ujar Hamid, anggota kelompok ternak sapi di Woja.
Warga Dompu, Rahmitul, mengakui program itu pernah dilakukan di Desa Lanci pada tahun 1990. Namun, mengapresiasi program yang ditawarkan itu. (BK24)
Ikuti berita terkini dari Bimakini di Google News, klik di sini.