Kota Bima, Bimakini.- Tidak saja nelayan yang merasakan akibat cuaca ekstrim di Utara laut Bima. Sejumlah kapal dagang juga ditunda pelayarannya. Kantor Syahbandar Pelabuhan Bima tidak masuk mengambil risiko.
Dikonfirmas Senin (30/01/2017).
Syahbandar Bima, Junaidin, mengatakan kondisi cuaca terus dipantau melalui BMKG dan setiap saat berkoordinasi. Untuk sementara ini, kondisi cuaca di perairan Utara NTB, perairan Sulawesi Selatan, laut Jawa, dan laut Flores, ketinggian gelombang mencapai 2,5 meter.
Menyusul kondisi cuaca buruk tersebut, Junaidin mengaku, Syahbandar Bima terhitung mulai tanggal 28 Januari 2017 telah menunda penerbitan Surat Persetujuan Berlayar (SPB). Penundaan ini berlaku bagi kapal tradisional dan kapal ukuran kurang dari 500 GT. “Di atas 500 GT masih diizinkan berlayar sementara ini,” ujarnya.
Seperti dilansir Bimeks edisi sebelumnya, akibat cuaca buruk sepekan terakhir puluhan nelayan di perairan Utara Bima memilih berlindung di sebelah Timur kawasan pantai Lawata.
Nelayan asal Desa Rompo Kecamatan Langgudu, Syafrudin mengaku sudah empat hari terpaksa berlindung bersama beberapa kapal nelayan lainnya di kawasan Lawata, karena cuaca begitu ekstrim di laut Selatan Bima. “Kalau di sini ada 15 kapal yang berlindung,” “terang Syafrudin.
Dari 15 kapal jumlah ABK bervariasi. Ada yang 5, ada juga 8 orang. Bergantung besar ukuran kapal. Akibat cuaca ekstrim itu, ketinggian gelombang mencapai 3 meter dan ini sangat berbahaya saat mencari ikan.
Tidak saja nelayan asal Karumbu, termasuk nelayan lainnya seperti Kolo, Bonto dan dari daerah lainpun kini terpaksa ikut berlindung di Lawata. (BK32)
Ikuti berita terkini dari Bimakini di Google News, klik di sini.