Connect with us

Ketik yang Anda cari

NTB

Wali Kota Mataram: Ina Ka’u Mari Orang Tua Kita di NTB

Kota Bima, Bimakini.- Wali Kota Mataram, H Akhyar Abduh, waktu berkunjung ke kediaman Dr H Siti Maryam (Ina Ka’u Mari) di Lingkungan Karara Kelurahan Monggonao, Rabu (04/01/2017) lalu. Kunjungan itu   usai memberikan bantuan logistik dan material kepada Pemkot Bima.

Kunjungannya kali ini untuk bersilaturahmi dan melihat kondisi Ina Ka’u Mari pascabanjir yang melanda Kota Bima. Walaupun sudah lama mengenalnya, Akhyar mengaku baru sempat berkunjung ke kediaman sesepuh Bima itu.

“Alhamdulillah beliau  masih kuat, ingatan juga masih sangat jelas, padahal usianya sudah 90 tahun, tidak kalah dengan anak muda,” ungkapnya.

Wali Kota Mataram juga mengungkapkan rasa kagumnya kepada sosok perempuan Bima yang cerdas dan masih produktif dalam menulis. Bahkan, pada usia 83 tahun masih menyelesaikan disertasi. “Ina Ka’u Mari adalah orang tua kita di NTB,” ujarnya.

Dia mengaku banyak menerima nasihat-nasihat hidup dari Ina Ka’u Mari, termasuk semangatnya untuk mendapatkan pendidikan setinggi-tingginya.

Iklan. Geser untuk terus membaca.

Di Museum Samparaja, yang sekaligus kediaman Ina Ka’u Mari, Akhyar bersama istri dan anaknya juga melihat koleksi buku-buku dan Kitab Bo Sangaji Kai yang menjadi kitab sejarah Bima. Menurutnya, ada banyak   koleksi buku-buku yang tersedia di perpustakaan pribadi yang sekarang menjadi Museum Samparaja, termasuk kitab-kitab sejarah Bima dan ilmu alam.

Usai berkunjung, Ahyar mendapatkan hadiah berupa buku Bo Sangaji Kai dan Hukum Adat Tanah Bima yang langsung diberikan oleh Ina Ka’u Mari. Dia pun menjanjikan akan mencetak 1.000 buku hasil karya Ina Ka’u Mari secara pribadi. “Salahsatu bentuk dukungan dari saya pribadi. Niat saya untuk bisa membantu menerbitkan buku beliau,” ujarnya. (K01)

 

 

Iklan. Geser untuk terus membaca.

 

Ikuti berita terkini dari Bimakini di Google News, klik di sini.

Click to comment
Komentar sepenuhnya tanggung jawab pribadi. Hindari komentar bermuatan pelecehan, intimidasi, dan SARA.

Berita Terkait