Bima, Bimakini.- Empat pekan terakhir, kasus Deman Berdarah (DBD) di Desa Ntori Kecamatan Wawo, meningkat. Dari 16 pasien yang terindikasi (suspect), sembilan di antaranya positif DBD. Kebanyakan yang terkena gigitan nyamu itu adalah siswa.
Sekretaris Pemerintah Desa Ntori, Ismail, mengatakan kasus DBD di Ntori biasanya tidak ada, tetapi awal tahun 2017 ini meningkat drastis. Terbukti di desa lain tidak ada kasus DBD.
Dia menduga kemungkinan kondisi ini terjadi karena cuaca ekstrim atau warga banyak yang menampung air hujan dengan drum bekas. Mereka menggunakan air itu untuk kebutuhan sehari hari. Apalagi, beberapa bulan terakhir air bersih kurang lancar.
Tidak hanya itu, terangnya, warga kurang menjaga kebersihan tempat penampungan air dan tidak menutupnya, sehingga jentik nyamuk berkembang biak hingga membiaskan DBD pada pasien. Untung saja, kata dia, warga bertindak cepat dan membawa pasien ke PKM.
“Alhamdulillah tenaga medis selalu siap menangani pasien dalam kondisi cuaca yang tidak bersahabat,” ujarnya di PKM Wawo, Selasa (07/02).
Di antara para korban DBD adalah dua siswa SMAN 1 Wawo, Apriani (15) dan Nur Meliani (17). Mereka terbaring di PKM Wawo, Minggu (29/01) lalu. Mereka pun saat itu diberitahu oleh perawat soal indikasi DBD itu.
Apa yang dirasakan pasien? Nur Meliana, mengaku sejak Jumat pagi merasakan sakit kepala luar biasa, sedangkan seluruh badan dan tulang dan persendiannya terasa sakit.
“Alhamdulillah mulai membaik, meski harus diinfus dan badan masih panas tinggi,” ujarnya di PKM Wawo, pekan lalu.
Hal yang sama dirasakan Apriani. Dia merasakan badannya terasa sakit, bahkan tulang dan persendiannya terasa sakit. Sebelumnya badan mendadak demam tinggi, mata terasa sakit, demikian juga dengan kepala sakit luar biasa.
“Kata dokter dan perawat terkena demam berah. Alhamdulillah sakit tulang dan persendian mulai berkuran, termasuk sakit panas,” katanya. (BK23)
Ikuti berita terkini dari Bimakini di Google News, klik di sini.