Bima, Bimakini.- Mahasiswa pascasarjana Institut Pertanian Bogor (IPB), Rismunandar Iskandar menulis surat di laman Facebooknya. Surat itu ditujukannya pada Bupati Bima, Hj Indah Dhamayanti Putri.
Tercatat dua surat yang ditulisnya. Surat pertama dipostingnya tanggal 25 Januari 2017. Surat kedua diposting tanggal 6 Fabruari 2017. Suratnya berisi pandangan tentang Gunung Tambora Sebagai Destinasi Wisata. Juga menyorot kebijakan pengembangan pariwisata di Kabupaten Bima.
Apalagi, sebelumnya Bupati Bima, Hj Indah Dhamayanti Putri menjadi pembicara pada pertemuan di Mataram tentang Kebijakan Pengembangan Periwisata di Kabupaten Bima.
Postingan suratnya juga mendapat banyak tanggapan. Ada yang memintanya untuk mengirim suratnya melalui faksimili ke Bupati Bima.
Disurat terbaru, Rismunandar Iskandar juga memposting foto saat di jalan menuju Taman Nasional Tambora. Dia menyindir tentang kondisi jalan yang rusak dan menjadi kubangan tempat kerbau berendam. “Yang ibu perlu perhatikan dengan seksama adalah gambar kerbau yang asik mandi di tengah jalan raya,” ujarnya dalam surat tersebut.
Dikatakannya, maju mundurnya sebuah pariwisata bergantung pada aksisibilitas dan promosi wisata. “Sementara di daerah Bima ini, kita punya Taman Nasional Gunung Tambora,” tambah mahasiswa IPB asal Bima ini.
Dia juga menyampaikan keinginannya untuk bertemu dengan Bupati Bima untuk mendiskusikan tentang pengembangan pariwisata di Tambora.
Berikut isi suratnya:
Surat diposting tanggal 6 Februari 2017:
Dear Ibu Bupati
Yang ibu lihat ini bukan destinasi wisata. Tapi jalan raya yang menghubungkan Kecamatan Sanggar dengan Kecamatan Tambora yang masuk dalam daerah administrasi yang Ibu Bupati pimpin.
Ibu Bupati, abaikan saja foto saya yang ada di depan. Yang ibu perlu perhatikan dengan seksama adalah gambar kerbau yang asik mandi di tengah jalan raya.
Ibu Bupati yang kami hormati,
Hal ini tidak sejalan dengan rencana Ibu dalam mendukung konsep Pariwisata di daerah Bima. Jangankan jalan raya, listrik dan signal pun nggak ada. Ibu bupati harus sadar, maju/mundurnya sebuah pariwisata bergantung pada aksisibilitas dan promosi wisata. Sementara di daerah Bima ini, kita punya Taman Nasional Gunung Tambora.
Dear Ibu Bupati,
Jika ibu berkenan, saya ingin bertemu dengan Ibu untuk membicarakan hal ini. Ini sangat penting, karena obrolan dengan saya akan banyak memberikan solusi untuk apa yang ibu inginkan. Saya jamin itu.
Salam Hangat dari Rakyatmu.
Postingan Surat Tanggal 25 Januari 2017.
Ini Isi Suratnya:
Tulisan ini saya khususkan untuk Bupati Bima. Karena saya hanya rakyat biasa yang TIDAK MUNGKIN bertemu langsung apalagi mendiskusikan hal seperti ini, hanya lewat media seperti ini saya ingin sampaikan.
Yth. Ibu Bupati Bima
Saya ingin mengabarkan ke ibu bupati, kalau prospek wisata masa depan itu bukan lagi di taman bermain yang menghadirkan atraksi wisata tetapi lebih ke wisata alam.
Ibu Bupati harus sadar, di Bima untuk potensi dan daya tarik wisata alam sangat besar. Model perencanaannya pun harus serius dan ramah lingkungan.
Oh iya Ibu Bupati, saya mengingatkan bahwa Gunung Tambora yang 80% lahannya ada di wilayah administrasi Kab Bima itu sejak 2015 sudah menjadi Taman Nasional loh. Jadi, Tambora kedepannya bukan lagi menjadi tempat mutasi para aparatur yang nggak tertib sama ibu saja. Akan tetapi daerah ini akan menjadi pusat pertumbuhan ekonomi untuk Kab Bima kedepannya. Saya berani bertaruh itu.
Ibu Bupati, kelemahan Taman Nasional Gunung Tambora ini hanya ada di aksesibilitas. Jika ini diperbaiki, di tambah dengan gencarnya promosi wisata alam Gunung Tambora, saya sangat yakin apa yang diinginkan oleh Ibu akan terwujud. Saya kasihan dengan masyarakat di lereng tambora yang untuk signal telepon saja mereka nggak ada. Listrik pun begitu. Gimana mau maju jika hal yang mendasar seperti ini saja nggak di perhatikan.
Oh iya Ibu, satu hal yang perlu saya kasih tau adalah mendidik masyarakat di sekitar area wisata sangat penting sekali. Jangan sampai terjadi konflik perebutan lahan dan masyarakat di area tersebut malah menjadi preman dan tukang palak ke pengunjung. Kan repot.
Untuk perencanaan, saya lihat di Bappeda Kab Bima sudah memulai untuk mengidentifikasi Obyek dan Daya Tarik Wisata Alam yang ada di Kab Bima walaupun menurut saya sangat terlambat dan sekarang malah stagnan prosesnya. Entah faktor kekurangan dana atau apa saya nggak paham. Saya saja, tanpa sponsor dari manapun masih bisa keliling ke Tambora hanya untuk mencari Obyek wisata lain yang akan di kembangkan. Semoga niatan baik lebih diutamakan daripada profit oriented.
Ibu Bupati, saya sangat bangga menjadi putra daerah ini jika arah pembangunan kedepan yang ramah lingkungan dan ramah anak. Konsep green city, mungkin bisa kita saling diskusikan. Jangan seperti pembangunan di wilayah tetangga (Kota Bima) yang semuanya melanggar aturan sehingga tidak heran jika musibah terjadi. Laut di timbun, gunung di gunduli. Jika sudah seperti itu mau apalagi?
Semoga ibu Bupati membaca ini. Tulisan ini lengkapnya sudah saya kirim via Pos Indonesia untuk di baca oleh ibu.
Hormat saya,
Rismunandar
Berita Terkait: Jadi Keynote Speaker Raker Pariwisata NTB, Ini Paparan Bupati Bima
Rismunandar Iskandar juga rupanya membuka paket Wisata Taman Nasional Gunung Tambora. Iini caranya untuk memeromosikan pariwisata di Kabupaten Bima. (BK.25)
Ikuti berita terkini dari Bimakini di Google News, klik di sini.