Connect with us

Ketik yang Anda cari

Politik

Nazamudin: Bolehlah Bongkar Drainase, tetapi…

Nazamudin

Kota Bima, Bimakini.- Anggota Komisi III DPRD Kota Bima, Nazamudin, mengeritik proyek penggalian drainase pada seluruh titik yang dilakukan oleh pemerintah saat ini. Sepertinya menghancurkan semua infrastruktur yang ada. Padahal, tidak seperti itu artian dalam tanggap darurat bencana.

“Keliru jika artikan normalisasi drainase dengan cara dibongkar, merusak semua infrastruktur yang ada. Ini sepertinya ketidakpahaman pemerintah apa arti pengerjaan tanggap darurat,” ujarnya  di kantor DPRD setempat, Selasa (31/01) lalu.

Sorotan ini disampaikannya, karena melihat proyek penggalian drainase yang massif dilakukan saat ini. Malah ada juga yang ditinggalkan tanpa ada kejelasan kapan dilanjutkan.

Dikatakan duta PKPI ini, dalam tahapan tanggap darurat pengerjaan normalisasi drainase tidak harus menghancurkan infrastruktur yang ada. Seharusnya ada pembersihan, karena setiap drainase pastinya ada memiliki lubang untuk tujuan pembersihan.

“Bolehlah ada pembongkaran, tetapi itu untuk  beberapa titik yang memang sedimen lumpur cukup tinggi atau memang drainase tersebut perlu penyempurnaan pengerjaan. Bukan seperti saat ini semua dibongkar,” ujarnya.

Iklan. Geser untuk terus membaca.

Menurutnyya,  sama saja pemerintah saat ini sengaja membongkar dan membikin proyek baru. Padahal,  pengerjaan tanggap darurat tidak masuk dalam pencatatan aset. “Saya tegaskan pemerintah tidak paham arti tahapan dalam tanggap darurat bencana,”  nilai Nazamudin.

Dikatakannya, ada tahapan jika terjadi bencana, pascabencana, tanggap darurat dan rehab rekon.  Nanti pada saat rehab rekon-lah semua infrastruktur yang rusak akan ditangani secara menyeluruh dan itu dilakukan melalui  perhitungan teknis. Berapa infrastruktur yang rusak dihitung, berapa anggaran tersedia dihitung, bukan serampangan. “Saya kira Pemkot tidak miliki konsep pembangunan yang jelas,” sorotnya.

Nazamudin meminta  segera menyelesaikannya, walaupun sebenarnya kebijakan merusak infrastruktur seperti saat ini pasti meninggalkan masalah.      Massalah paling besar  adalah lingkungan. Lihat saja banyak drainase digali tidak diselesaikan, sehingga banyak air tergenang, karena tidak jelas konsep pengerjaannya.

Belum lagi kini warga harus menderita, tidak lagi mendapatkan aliran air bersih dari PDAMkarena pipanya rusak akibat pembongkaran drainase.

Iklan. Geser untuk terus membaca.

Mengenai pertanyaan warga kapan dipasang gorong-gorong? Menurut Nazamudin, pertanyaan itu betul. “Untuk itu kami akan panggil Dinas PU untuk pertanyakan masalah itu, seperti apa proyek ini,” ujarnya. (BK32)

 

Ikuti berita terkini dari Bimakini di Google News, klik di sini.

Click to comment
Komentar sepenuhnya tanggung jawab pribadi. Hindari komentar bermuatan pelecehan, intimidasi, dan SARA.

Berita Terkait

Hukum & Kriminal

Kota Bima, Bimakini.- Polres Bima Kota melakukan tes urine mendadak bagi seluruh personilnya. Tindakan ini dilakukan sebagai bagian dari komitmen Polres Bima Kota untuk...

NTB

Mataram, Bimakini.- Pimpinan PT. Amman Mineral Nusa Tenggara menunjukkan komitmennya mendukung Kontingen PON XXI NTB yang akan berlaga di Aceh – Sumatera Utara, bulan...

Pemerintahan

Kota Bima, Bimakini : Kantor Pelayanan Kekayaan Negara dan Lelang (KPPNL) Bima menggelar acara Anugerah Reksa Bandha tahun 2023. Ada sejumlah kategori yang diberikan...

Pemerintahan

Kota Bima, Bimakini.-  Kantor Pelayanan Kekayaan Negara dan Lelang (KPPNL) Bima menggelar acara Anugerah Reksa Bandha tahun 2023. Kegiatan yang berlangsung di aula Satonda...

Politik

Kota Bima, Bimakini.- Pemilihan Wali Kota Bima tahun 2024  mengusung tema “Pilkada Matupa”. Harapannya akan terwujud Pilkada 2024 demokratis dan sesuai dengan prinsip pemilihan....