Kota Bima, Bimakini.- Bentuk dukungan pada dunia pendidikan, Owner Ulet Jaya Bima (UJB) Iman Soryo Wibowo menyambangi sekolahnya SMPN 1 Kota Bima. Iman tidak datang dengan tangan kosong, ia juga membawa bantuan alat tulis kantor (ATK) untuk sekolah.
“Terima kasih alumni sudah meluangkan waktu ke sekolah,” kata Kepala SMPN 4 Kota Bima Hj Nurmah Mpd, Selasa (14/3/2017).
Iman tidak puas hanya bertemu dengan kepala sekolah, ia ingin bertemu dengan semua gurunya. Tanpa canggung Iman langsung bersalaman dan mencium tangan semua guru. Bincang-bincang antara guru dan alumni SMPN 1 Kota Bima ini berlangsung hangat.
“Saya berterima kasih sekali, karena jasa ibu dan bapak guru saya bisa menjadi pengusaha. Tanpa bantuan bapak ibu guru, saya tidak bisa seperti ini,” sambungnya.
Ayah dua putra ini menuturkan ingin sekali menularkan dunia kewirausahaan pada para pelajar. Menurutnya, dunia usaha sekarang ini kurang banyak diminati. Padahal menjadi pengusaha berarti membuka lapangan kerja untuk banyak orang.
“Tidak hanya siswa, bapak ibu guru juga boleh. Saya siap menjadi mentor usaha,” ucapnya dengan senyum sumringah.
Kedatangan Iman yang mulanya silaturahmi berubah menjadi ajang curhat guru soal ujian nasional berbasis komputer (UNBK). Persiapan UNBK yang beberapa bulan lalu disiapkan, luluh lantak oleh terjangan banjir. Komputer dan server yang disiapkan hancur. Mendapat cerita ini, Iman langsung mengajak guru melihat fasilitas UNBK.
“Apa yang bisa saya bantu segera saya bantu. Ini tempat saya menimba ilmu,” ucapnya pada semua guru.
Di kelas, Iman mendapat penjelasan bila SMPN 1 Kota Bima sekolah percontohan UNBK. Karena tidak ada komputer, untuk UNBK sekolah meminjam laptop siswa. Server untuk ujian hanya satu.
“Baik Pak, saya pikirkan untuk membantu supaya adik-adik bisa ujian,” tambah pria yang juga Ketua Asosiasi Futsal Kota Bima ini.
Wakasek Sarana Prasarana SMPN 1 Kota Bima Djaimin Spding bercerita, saat ini sekolah hanya memiliki satu server untuk UNBK. Satu server sanggup menaungi 30 komputer. Sekolah butuh empat server dan satu cadangan.
“Kita masih kurang tiga lagi Mas Iman. Mudah-mudahan bisa dicarikan solusi, sekolah sudah menyebarkan proposal tapi belum ada kabar,” katanya.
Disebutkan, ada rencana sekolah meminta partisipasi dari para orang tua, namun sekolah khawatir dikatakan pungutan liar (pungli). Sekolah akhirnya membatalkan meminta sumbangan untuk membeli server. Sementara hingga saat ini belum ada solusi supaya server segera terpenuhi.
“Targetnya sepuluh hari ke depan harus sudah ada,” tegasnya. (BK25/ADV)
Ikuti berita terkini dari Bimakini di Google News, klik di sini.