Connect with us

Ketik yang Anda cari

Peristiwa

Natsir: Konflik Sosial, ‘Prestasi Kegagalan’ Pemerintah!

Ketua Komisi I, M Natsir

Bima, Bimakini.- Konflik sosial di wilayah Kabupaten Bima akhir-akhir ini marak. Rujukan terakhir adalah  konlik antarkelompok warga Desa Dadibou dan Desa Risa, Kecamatan Woha. Fenomena itu menunjukkan indikasi apa?

Bagi Ketua Komisi I DPRD Kabupaten Bima, M Natsir,  itu merupakan bukti bahwa Pemerintah Kabupaten Bima gagal memberikan rasa aman dan nyaman pada kehidupan masyarakat.

Katanya, sebagaimana yang diatur Undang-Undang (UU).  pemerintah wajib menciptakan rasa aman dan nyaman bagi seluruh lapisan masyarakat. Jika sering terjadi konflik sosial, seperti perang antarkampung, itu merupakan  ‘prestasi kegagalan’ dan ini merupakan tanggung jawab pemerintah.

“Yang bertanggung jawab kalau terjadi konflik sosial di tengah masyarakat adalah pemerintah,” ujar M Natsir, saat dikonfirmasi  sejumlah awak media di halaman  Bappeda Kabupaten Bima, Kamis (16/3).

Dijelaskannya, bentuk tanggung jawab pemerintah terhadap konflik sosial dalah harus menyediakan lapangan kerja untuk mengatasi pengangguran. Sebab yang menjadi sumber terjadinya konflik sosial  karena   remaja dan pemuda rata-rata belum memiliki pekerjaan tetap atau pengangguran.

Dikatakannya,  tanggung jawab  lainnya terhadap konflik sosial yaitu pemerintah, dalam hal ini Bupati Hj Indah Dhamayanti Putri dan Wabup H Dahlan, harus mampu mencarikan solusi untuk penyelesaian di antara kedua belah pihak yang bertikai. Seperti  pemberdayaan terhadap masyarakat. “Selain itu, pemerintah bersama pihak keamanan harus proaktif dalam bentuk upaya persuasif maupun  penegakkan supremasi hukum,” terangnya.

Menurut duta PAN ini, upaya lain yang harus dilakukan oleh pihak pemerintah dalam mengatasi maupun menyelesaikan konflik sosial, yakni  pendekatan emosional terhadap dua belah pihak. Tujuannya  untuk mencaritahu apa motif sekaligus  keinginan masyarakat. Lalu memberikan solusi terbaik bagi dua belah pihak.

Untuk menjamin Kamtibmas,  masih saran Natsir, pemerintah harus menyediakan anggaran untuk mengantisipasi ancaman keamanan sehingga ke depan  situasi dan kondisi daerah ini tetap  kondusif. “Tidak lagi dicap sebagai daerah Zona Merah oleh pihak lain,” harapnya.

Natsir menegaskan lagi penilaiannya bahwa terjadinya konflik sosial itu membuktikan kegagalan pemerintah dalam memberikan rasa aman dan nyaman bagi masyarakat,  sebagaimana yang diamanatkan oleh UU. (BE29)

Ikuti berita terkini dari Bimakini di Google News, klik di sini.

Click to comment
Komentar sepenuhnya tanggung jawab pribadi. Hindari komentar bermuatan pelecehan, intimidasi, dan SARA.

Berita Terkait

Pemerintahan

Kota Bima, Bimakini.- Untuk mengatasi potensi konflik atau masalah sosial yang ada di Kota Bima perlu adanya kolaborasi. Pemerintah tidak bisa berdiri sendiri untuk...

Peristiwa

Bima, Bimakini.- Kodim 1608/Bima Nusa Tenggara Barat, Kamis (25/02) mulai melakukan sejumlah gebrakan menjelang kegiatan Tentara Manunggal Membangun Desa (TMMD) ke-110. Yakni, merehab sejumlah...

Peristiwa

Bima, Bimakini.- Direktur Penganan Daerah Pasca Konflik, Direktorat Jenderal Pengembangan Daerah Tertentu, Kementerian Pedesaan, Daerah Tertentu dan Transmigrasi RI, Hasrul Edyar, SSos, MAP mengatakan,...

NTB

Mataram, Bimakini.- Gubernur NTB, Dr. Zulkieflimansyah, menghimbau seluruh masyarakat untuk dapat hidup rukun dan damai serta tidak mudah terpancing oleh hal-hal yang sepele yang...

Pemerintahan

Bima, Bimakini.- Kesbangpol Kabupaten Bima menggelar rapat koordinasi bersama Tim Terpadu Penanganan Konflik Sosial Kemasyarakatan (TIMDU PKSM) di aula Kantor Camat Woha, Kamis (27/9)....