Pimpinan PT se Bima dan Dompu saat kegiatan Talkshow Bima TV, Rabu malam.
Kota Bima, Bimakini.- Keberadaan Perguruan Tinggi (PT) di Bima dan Dompu memberikan kontribusi besar bagi daerah. Pendidikan sendiri menjadi indikator utama Indeks Pembangunan Manusia (IPM). Namun, keberadaan kampus ini belum bersinergi baik dengan Pemerintah Daerah (Pemda), baik Kota dan Kabupaten Bima.
Hal itu mengemuka dalam Talkshow Bima TV, Rabu (15/3/2017) malam di Kampus Akbid Surya Mandiri Bima. Hadir dalam talkshow Yayasan dan Ketua PT se-Bima dan Dompu.
Sinergitas PT dan Pemda dianggap penting dan perlu saling mendukung. Hadirnya kampus di Bima mampu menekan angka lulusan SMA/SMK/MA ke luar daerah, sehingga uang berputar di Bima dan Dompu.
Tidak hanya itu, keberadaan kampus juga menggeliatkan berbagai sektor usaha baru, seperti warung makan, kos-kosan, fotocopy, komputer, dan lainnya. Peningkatan ekonomi daerah, salah satunya didorong oleh keberadaan kampus.
Koordinator Komunikasi Perguruan Tinggi Bima-Dompu, Dr Ibnu Khaldun, MSi belum dapat memahami sikap Pemda yang belum memandang penting sinergitas ini. Apalagi ikut memberikan dukungan dalam kemajuan kampus.
“Kampus masih berjuang sendiri, dengan semengat yang ada untuk membangun kampus, tanpa ada dukungan dari pemerintah daerah,” terang Ketua STKIP Taman Siswa Bima ini.
Hal serupa juga disampaikan Ketua Yayasan Akbid Surya Mandiri, H Jubair, SKM, Mkes. Kampus bisa menjadi kekuatan dalam mendorong perubahan. Hanya saja, menganggap Pemda belum menganggap kampus sebagai mitra penting.
Tidak itu saja, kata dia, dukungan pemerintah untuk perkembangan kampus masih belum menggembirakan. Dicontohkannya, meminta rekomendasi untuk pengajuan program studi baru Akbid Surya Mandiri, namun sudah setahun lebih belum direspon.
Ketua STKIP Bima, Dr Amran Amir, MPd, mendorong kampus untuk tetap optimis. Meningkatkan kualitas dan memenuhi kebutuhan dunia kerja. “Lulusan perguruan tinggi Bima sudah banyak mengisi berbagai lini yang ada di daerah,” terangnya.
Ketua STIE Bima, Firdaus, ST, MM mengatakan sebagai kampus ekonomi, berusaha untuk menciptakan wirausahawan baru. Bahkan sebenarnya STIE juga bisa menawarkan konsep ekonomi berbagai kepada pemerintah daerah, jika dianggap sebagai mitra strategis.
Dikondisi Kota Bima yang ditimpa banjir bandang, kata dia, belum ada pelibatan kampus membahas solusinya. Sejauh ini masih melibatkan pihak luar.
Sementara Ketua Dewan Pembina Yayasan Islam Kesehatan Masyarakat (yahya) Bima, Yahya, SKM, MKes menilai ruang yang bisa dimasuki kampus adalah saat pembahasan Musyawarah Perencanaan Pembangunan (Musrenbang). Memberikan masukan tentang perencanaan pembangunan dan kemitraan dengan kampus.
Kenyataan berbeda diungkapkan oleh Wakil Ketua 1 STKIP Yapis Dompu, Maman, MPd. Justru di Pemda Dompu sangat mendukung keberadaan kampus dan dijadikan sebagai mitra strategis.
“Pemda Dompu bahkan menggelontorkan hingga ratusan juta untuk kampus,” katanya.
Termasuk mendukung kampus untuk melakukan penelitian tentang berbagai persoalan di daerah. Apalagi saat ini, IPM Dompu yang sebelumnya berada diurutan sembilan di NTB, kini diposisi dua. (BK25)
Ikuti berita terkini dari Bimakini di Google News, klik di sini.
