Connect with us

Ketik yang Anda cari

Dari Redaksi

15 Tahun Kota Bima

Lambang Mbojo

HARI ini, Senin 10 April 2017, Kota Bima genap berusia 15 tahun. Suatu rentang perjalanan yang masih belia jika diibaratkan umur manusia. Kota mungil terus bergeliat sejak menjadi Kota Administratif, lalu masa kepemimpinan Wali Kota HM Nur A Latif hingga di bawah kendali HM Qurais. Beragam polesan dan pencapaian diraih. Meskipun belum mencapai puncak harapan, namun pemerintah terus berupaya meraih yang terbaik. Lalu apa yang bisa dimaknai dari rentang perjalanan 15 tahun ini? Apa saja harapan dan otokritik yang mesti dimunculkan untuk mengiringi dinamika perkembangan daerah ini?

Seperti biasa, dalam momentum peringatan Hari Jadi, selalu ada catatan kritis yang perlu dicermati bersama sebagai refleksi perjalanan. Pertama, perlu peneguhan komitmen dari para pemimpin eksekutif dan legislatif untuk memastikan bahwa pembangunan daerah ini sedang dalam kerangka memajukan daerah dan menyejahterakan masyarakatnya. Sisi ini penting agar terbangun semangat yang sama atau kolektif. Tidak parsial. Selain itu, komitmen membangun yang terus diperbarui semangatnya penting untuk membangun kepercayaan publik (public trust). Nah, sisi trust inilah yang menjadi poin sensitif lainnya. Masyarakat harus diyakinkan bahwa apa yang sedang dilakukan oleh eksekutif adalah untuk menyejahterakan, legislatif yang ketat mengawasi. Ketika birokrasi kehilangan kepercayaan publik, maka akan terkendala dalam pencapaian sasaran yang diinginkan.

Kedua, dalam sejarah daerah yang berkembang maju di Indonesia, selalu tergambar trend harmonisnya hubungan eksekutif dan legislatif. Sebaliknya, daerah yang para pemimpinnya seperti “Tom and Jerry” akan sulit merangkai kebersamaan dalam hal apapun. Pada konteks ini, eksekutif dan legislatif Kota Bima diharapkan mampu menjaga irama harmonisasi hubungan dalam semangat saling mengharagai peran dan posisi masing-masing.

Pascabanjir bandang pada akhir tahun 2016 dan awal 2017, kita berharap musibah itu menyatukan semuanya. Ada semacam titik berangkat baru dalam nada dan irama yang sama, seperti dalam hal komitmen, kebersamaan, dan saling memahami tugas masing-masing. Ya, harus ada energi semangat lebih untuk menggeliatkan lagi derap pembangunan daerah ini. Kota Bima membutuhkan sentuhan yang lebih tepat dalam merangkai dimensi fisik dan nonfisik menjadi satu paduan bermakna. Kota Bima juga jelas masih terus membutuhkan sikap kritis dari publik sebagai penyeimbang. Lebih dari itu, keteladanan para pemimpin-lah yang selalu diintip oleh masyarakat.

Akhirnya, selamat Hari Jadi ke-15 Kota Bima. (*)

Iklan. Geser untuk terus membaca.

Ikuti berita terkini dari Bimakini di Google News, klik di sini.

Click to comment
Komentar sepenuhnya tanggung jawab pribadi. Hindari komentar bermuatan pelecehan, intimidasi, dan SARA.

Berita Terkait