Connect with us

Ketik yang Anda cari

Dari Redaksi

202 Tahun Dompu

dok susinurhairyah – WordPress.com

SELASA 11 April 2017, Kabupaten Dompu merayakan Hari Jadi ke-202. Atau bertepatan dengan letusan dahsyat Gunung Tambora. Berbagai perayaan dilakukan untuk memeriahkannya. Ada yang berbentuk kegiatan sosial, budaya, dan olahraga. Masyarakat larut dalam sukacita saat memeriahkannya. Konsentrasi massa yang berjumlah 27.000 lebih dari aksi tarian rimpu, saremba, dan ketente tembe pekan lalu berbuah prestasi Museum Rekor Indonesia (MURI). Pencapaian yang kedua setelah sebelumnya pada tahun 2015 lalu saat Festival Tambora Menyapa Dunia meraih penghargaan karena telah melaksanakan pawai budaya menggunakan sarung tenun tradisional khas daerah dengan cara Rimpu Tembe Nggoli.

Dompu memang tengah bergeliat di bawah kendali H Bambang. Berbagai terobosan dilakukan untuk menggerakan roda perekonomian. Pemberdayaan lahan kosong dan petani jagung adalah terobosan maju yang dilakukan. Melalui Program Pijar terus ‘mencuri’ kesempatan untuk mengambil keuntungan bagi daerah yang bisa dimanfaatkan. Sejatinya memang demikian. Para pemimpin ditantang untuk mencari cara untuk membangkitkan dan memberdayakan potensi sumberdaya alam dan sumber daya manusia yang tersedia untuk kemajuan daerah dan pembangunan. Penghargaan terakhir sebagai daerah teratas di Provinsi Nusa Tenggara Barat yang mampu menurunkan angka kemiskinan saat pembukaan Musrenbang merupakan sinyal positif. Meski demikian, masih banyak bidang lain yang memerlukan sentuhan ulet untuk ditangani. Bupati H Bambang masih ditantang untuk menggali potensi yang bisa dirangkul dalam upaya melejitkan lagi citra Dompu pada level regional dan nasional.

Dibalik kemeriahan puncak peringatan Hari Jadi ke-202 Dompu, mesti ada sisi reflektif yang dilakukan untuk menapaktilasi rentang perjalanan panjang ini. Bagaimana mengambil semangat lain dari letusan gunung itu sebagai titik berangkat baru untuk memoles Dompu yang lebih baik lagi agar membumi. Ada peneguhan komitmen dari para pemimpin dan masyarakat untuk bersama mengarungi tantangan masa depan dalam semangat berjamaah. Ya, Dompu tidak bisa ditata oleh elit pemimpin saja, tetapi memerlukan dukungan luas dari masyarakat. Keterlibatan masyarakat inilah yang seharusnya terus dirangsang dan dijaga sebagai modal sosial untuk merangsek maju.

Sekali lagi, dibalik hiruk-pikuk acara puncak peringatan, selayaknya ada ruang untuk menghadirkan kesadaran baru menatap Dompu dalam dimensi yang luas. Membangun daerah tidak hanya soal fisik, tetapi juga nonfisik. Akhirnya selamat Hari Jadi ke-202 Dompu…(*)

Ikuti berita terkini dari Bimakini di Google News, klik di sini.

Click to comment
Komentar sepenuhnya tanggung jawab pribadi. Hindari komentar bermuatan pelecehan, intimidasi, dan SARA.
Advertisement

Berita Terkait