Kapolsek Belo, IPTU Hanafi
Bima, Bimakini.- Sorotan atas kinerja kepolisian, khususnya jajaran Polsek Belo oleh Front Pemuda Peduli Belo (FPPB) mendapat tanggapan balik. FPPB menilai kinerja Polsek Belo tidak maksimal menekan angka kriminalitas.
Kapolsek Belo, IPTU Hanapi mengaku sudah maksimal bekerja dengan anggotanya. “Kami sudah maksimal bekerja sesuai dengan SOP, namun aksi beberapa pemuda mengatasnamakan FPPB adalah motivasi bagi kami yang ada di Polsek Belo,” ujarnya, Jumat (28/4/2017).
Hanafi juga menyerahkan sepenuhnya kepada Kapolres Bima Kabupaten untuk menilai kinerjanya. “Saya serahkan sepenuhnya ke Kapolres Bima. Kalau secara pribadi saya telah menjalankan tugas dengan baik,” jelasnya.
Menurutnya, tingkat kriminal di Belo selama tujuh bulan menjabat, sudah turun sekitar 50 persen. Hal itu terlihat dari laporan pengaduan masyarakat.
Keamanan, kata dia, bukan semata tanggung jawab Polri, namun semua elemen. Jika ada kasus kriminalitas, maka segera menginformasikan kepada aparat. Termasuk memberi kesaksian.
Baca Juga: Massa FPPB Sorot Kinerja Polres Bima Kabupaten
Sorotan mengenai kondisi lampu jalan, kata dia, bukan kewenangan Polsek, namun pemerintah daerah. “Waka Polres sudah koordinasi kepada Pemda untuk pemasangan lampu jalan di wilayah Belo. Kami sifatnya koordinasi, bukan mengambil kebijakan soal itu,” tandasnya.
Demikian juga dengan usulan pembangun Pos Pol diperbatasan Desa Renda dan Ngali, bergantung kebijakan pimpinannya. Namun mengenai penyediaan lahan Pos Pol sepenuhnya oleh Pemda.
“Secara prosedur kami akan ajukan ke Polda sampai ke Mabes. Kalau ada persetujuan baik dari Polda maupun dari Mabespolri maka akan dilaksanakan,” terangnya.
Bahkan, Babinkantibmas Desa Diha yang dinilai kurang aktif sudah diganti. “Sekitar 80 personil Babinkantibmas sudah diganti termasuk Babinkantibmas Desa Diha,” ungkapnya.
Selama ini, kata dia, kegiatan patroli tetap dilaksanakan, termasuk ditempat rawan. Seperti Wadu Nocu, perbatasan Renda-Ngali. Puncak Dam Ncera, batas Desa Monta dan Ngali sering terjadi perampasan sepeda motor. “Karena intens patroli, keluhan masyarakat bekurang. Pelakupun sering berpindah tempat untuk mengelabui polisi yang patroli,” terangnya.
Sorotan FPPB mengenai kasus pencurian dengan kekerasan yang menimpa Julianti, warga Desa Diha di TPU Desa Ngali sudah diselidiki. Namun belum bisa dinaikkan ditingkat sidik karena dua alat bukti belum cukup, karena masyarakat terkesan tertutup.
“Kami tetap berupaya keras mengungkap kasus ini. Semua tuntutan akan melengkapi dokumen baik berupa foto maupun berkas penyelidikan ada semua. Saya menyayangkan terhadap masa aksi tidak mau melakukan audiensi, supaya kami menunjukan alat bukti selama ini,” ungkapnya. (BK34)
Ikuti berita terkini dari Bimakini di Google News, klik di sini.
