Bima, Bimakini.- Event Sakosa Bike Camp, Minggu (9/4/2017) diikuti sekitar 20 peserta dari Pantai Lariti Kecamatan Lambu, Kabupaten Bima, hingga Pantai Kalaki. Awalnya, ada tiga komunitas sepeda di Sumbawa yang akan dikut serta, namun membatalkannya H-1 kegiatan. Jalur menanjak menjadi tantangan sendiri bagi peserta.
Sebelumnya, peserta mendapat sambutan luar biasa dari Larity Community. Panitia lokal yang digandeng Dinas Pariwisata Kabupaten Bima untuk menyelenggarakan ini. Peserta tidak menyangka akan mendapat sambutan seperti itu.
Tidak hanya jamuan makan malam, namun disuguhkan Stand Up Commedy. Tidak hanya itu, peserta juga menikmati suguhan pesona Lariti saat air terbelah. Ini membuat peserta cukup puas dengan sambutan tersebut.
Ketua Lariti Community yang juga Ketua Kelompok Sadar Wisata (Pok Darwis) Lariti, Ariansyah Syarbini menyampaikan selamat datang kepada peserta. Diharapkannya apa yang disuguhkan bisa berkenan.
Sejumlah tenda bagi peserrta juga disiapkan, demikian juga dengan kebutuhan lainnya yang dikoordinasikan dengan Dinas Pariwisata. Terlibat juga BPBD Kabupaten Bima dan ORARI Bima.
Kabid Pemasaran Dinas Pariwisata Kabupaten Bima, Drs Abdul Haris juga tidak menyangka jika panitia lokal mampu menyuguguhkan hal luar biasa. Awalnya, mengira hanya penyambutan biasa.
Saat tiba magrib di pantai Lariti, mendapat kerhormatan menyalakan api unggun. Saat bersamaan ada kegiatan kemah siswa di Larity dan menjadi dikemas menjadi satu rangkaian kegiatan.
Peserta start sekitar pukul 7.30 WITA. awalnya jalur yang dilewati tanah dan berbatu. Juga sedikit menanjak. Sebagian besar peserta langsung memutar sepeda, sebagian lain dijalur aspal, karena menggunakan sepeda roadbike.
Peserta juga mendapat sambutan dari warga saat melintas diperkampungan. Pengawalan juga dilakukan oleh Sat Lantas Polres Bima Kota dari start hingga finish.
Awalnya, jalur yang dilewati tidak sulit, mendatar, setelah Desa Sari Kecamatan Sape, mulai menanjak. Peserta mulai berpencar. Ada yang melaju di depan, namun sebagian tercecer dibelakang.
Mereka yang diberis depan menggunakan jenis roadbike, sedangkan lainnya banyak memakai sepeda gunung. Jenis ban yang besar, membuat pengayuh mengeluarkan tenaga ekstra, karena ban cenderung lengket dengan aspal.
Akhirnya, sebagian peserta harus dinaikkan ke kendaraan saat melewati jalur menanjak. Namun, ada juga yang terus mengayuh, seperti Hanif. Melaklukkan semua tanjakan, hingga tiba pertama di Uma Lengge Wawo. Saat jalur menurun, peserta lainnya kembali turun dan mengayuh pedal lagi.
Nah, di Wawo peserta mendapat sambutan tidak kalah meriah. Di gang masuk ke pesanggerahan, peserta sudah disambut oleh anak-anak yang menggunakan rimpu. Mereka berderet panjang yang membuat peserta terharu.
Di situas Uma Lengge pun peserta disambut dengan musik tradisional, tarian dan suguhan makanan dan minuman. Ada juga, minuman jahe, kacang rebus, jagung dan makanan khas lainnya.
Beberapa pengrajin tenun tradisional memanfaatkan momen tersebut untuk menjual produknya. Beberapa orang peserta membeli dengan harga Rp150 ribu, jenis “Tembe Nggoli”.
Ada juga peserta yang ikut bergabung dari Wawo, seperti Kepala Dinkominfo dan Statistik Kabupaten Bima, H Abdul Wahab, SH. peserta melanjutkan perjalanan menuju ASI Mbojo, sebelum akhirnya finish di Taman Pantai Kalaki.
“Luar biasa sambutannya di Lariti dan Wawo,” kata Henni salah seorang peserta.
Demikian juga dengan Halida Naief yang puas dengan tanjakannya. Apalagi sebelumnya mengikuti event sepeda di Gunung Bromo di Jawa Timur yang karakter jalurnnya hampir sama. (BK25)
Ikuti berita terkini dari Bimakini di Google News, klik di sini.