Connect with us

Ketik yang Anda cari

Peristiwa

Ratusan Ha Tambak di Woha Rusak, Petani Bilang Begini…

Foto Herman: Pemilik tambak saat membenahi areal pascaterjangan banjir. Mereka memertanyakan bantuan yang diberikan oleh pemerintah.

Bima, Bimakini.- Banjir yang melanda Kecamatan Woha Kabupaten Bima pekan lalu menyisakan luka mendalam bagi masyarakat dan petani setempat. Khususnya petani tambak. Akibat bencana itu,  ratusan hektare (Ha) tambak pada  lima desa di Kecamatan Woha jebol.  Petani pun mengalami kerugian sekitar miliaran  rupiah.

Namun, setiap tahun terjadi banjir dan menerjang tambak milik warga, selama itu pula pemerintah  ke lokasi untuk mengecek kondisi. Selama ini hasilnya nihil.

Petani tambak Desa Talabiu, Fahri, mengatakan ratusan Ha tambak di Desa Talabiu jebol akibat diterjang banjir pekan lalu, sehingga ikan bandeng di dalamnya yang siap dipanen hanyut bersama arus. “Tidak ada yang bisa selamatkan tambak waktu datangnya banjir itu Pak, semuanya angkat tangan karena banjir terlalu besar,” jelasnya Sabtu (1/4) lalu.

Kata dia, tidak hanya kerugian akibat kerusakan tambak, petani  juga rugi karena ikan yang dipelihara selama dua bulan terbawa banjir, berikut  garam  di gudang sudah berair. “Kerugian ini tidak kami laporkan ke pemerintah, karena kerugian sebelumnya dicek sendiri oleh Dinas, tidak pernah terealisasi dengan bantuan apapun,” ujarnya.

Foto Herman: Areal yang rusak saat diperbaiki oleh pemilik tambak.

Begitu juga disampaikan Syarifuddin, petani tambak asal Desa Penapali. Diakuinya, puluhan Ha tambak rusak, masyarakat merugi karena ikannya sudah tidak ada lagi. “Mau bagaimana lagi namanya juga musibah, tidak ada yang harapkan terjadi. Kami relakan meskipun sudah berupaya menyelamatkan,”  ujarnya.

Warga Dusun Godo Desa Dadibou Andi, menyarankan ini nikmati Allah  perlu disyukuri, karena setiap ujian yang diberikan manusia jangan mengeluh. “Pascaterjangan banjir dan banyak mengalami kerugian, kami  perbaiki kembali  tambak menggunakan dana sendiri, bukan bantuan dari pemerintah atau korban banjir,” katanya.

Begitu juga disampaikan Syahrul, warga Donggobolo. Selama ini pemerintah melalui Dinas terkait datang mengecek kondisi setelah banjir. Namun, tidak pernah diberikan bantuan, padahal petani tambak yang rugi juga merupakan korban banjir.

“Tidak pernah diberikan bantuan, berkali-kali dicek, hasilnya nihil,” kata dia. (BK34)

Ikuti berita terkini dari Bimakini di Google News, klik di sini.

Click to comment
Komentar sepenuhnya tanggung jawab pribadi. Hindari komentar bermuatan pelecehan, intimidasi, dan SARA.
Advertisement

Berita Terkait

Ekonomi

Bima, Bimakini.- Tahun 2017 ini, Program Usaha Garam Rakyat (PUGAR) akan diarahkan untuk program integritas lahan. Sinyal itu dikatakan Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan...