Connect with us

Ketik yang Anda cari

Dari Redaksi

Moralitas Sosial

DOK Harian Netral

PEKAN lalu ada satu kasus heboh asusila yang memaksa kita mengurut dada. Di pantai Sangiang Kecamatan Wera Kabupaten Bima, bayi ditemukan mengambang di pinggir pantai dalam keadaan tidak bernyawa. Ditelisik lebih jauh, ternyata melibatkan oknum mahasiswi asal Desa Nunggi kecamatan setempat. Gerak cepat aparat Kepolisian dibantu masyarakat membuahkan hasil. Terduga pembuangnya dibekuk. Gerak cepat seperti harus diapresiasi dan memang perlu, karena meresahkan. Suatu pelanggaran serius terhadap kemanusiaan. Kasus di pantai sangiang itu kian menambah deretan kasus buah hubungan terlarang di daerah ini.

Masih seputar dinamika negatif mahasiswi. Di Kota Bima, Kamis malam lalu, dua mahasiswi juga terjerat razia oleh tim gabungan saat digerebek di kamar hotel. Ada lima pasangan mesum! Lagi-lagi intelektual muda itu terbawa arus nafsu dan pergaulan yang menyeretnya dalam identitas yang mencoreng citra. Sedemikian parahkah pergaulan masyarakat (mahasiwa/wi) sehingga norma agama dilabrak begitu saja.

Apa yang terjadi mengambarkan setidaknya tiga hal, yakni perlunya pengawasan terhadap keberadaan penginapan hotel atau kos yang disalahgunakan untuk kemaksiatan. Demikian juga dengan kafe dan tempat hiburan yang biasanya mengawali tindakan maksiat dan arena penggunaan serta transaksi Narkoba. Kedua, aroma esek-esek yang melibatkan generasi pelajar dan mahasiswa mengirim pesan buruk bagi daerah ini. Menggambarkan kebebasan liar tanpa etika dan norma, mengangkangi ajaran agama. Sejatinya mereka elemen penggerak perubahan sosial. Ya, merekalah seharusnya agent social of change. Keterlibatan mereka dalam dunia hitam adalah kekalahan moralitas yang harus menjadi tangisan peradaban.

Ketiga, lebih dari dua argumentasi di atas, razia gabungan penyakit sosial itu menjadi semacam pemanasan (warming up) bagi pengondisian suasana menjelang Ramadan 1438 Hijriyah, akhir Mei ini. Segala daki sosial dibersihkan untuk memastikan kenyamanan dan kekhusyuan ber-Ramadan. Meski seharusnya muncul dari kesadaran pribadi. Dalam konteks inilah, kita mgapresiasi razia pada berbagai penginapan itu, demikian juga operasi pemberantasan Miras dan Narkoba.

Mari menciptakan suasana nyaman ketika lintasan waktu mulai mendekati gerbang Ramadan. Tentu sangat disayangkan jika kemaksiatan menyebar aroma busuk dan membaui Ramadan. mengaca pada serangkaian kasus akhir-akhir ini, maka diperlukan penguatan barisan keluarga yang diikuti level pengawasan melekat. Keapatisan kita akan mengontribusi kian maraknya penyakit sosial di daerah. (*)

Iklan. Geser untuk terus membaca.

Ikuti berita terkini dari Bimakini di Google News, klik di sini.

Click to comment
Komentar sepenuhnya tanggung jawab pribadi. Hindari komentar bermuatan pelecehan, intimidasi, dan SARA.

Berita Terkait