Connect with us

Ketik yang Anda cari

Dari Redaksi

Soal (kok Bisa) Bocor?

 

Dok FB Putra Soromandi

AWAL pekan ini, publik Mbojo dikejutkan dugaan kebocoran kunci jawaban soal dalam seleksi perangkat desa serentak di Kabupaten Bima Senin (15/05) lalu. Ratusan kaum muda mengincar tiga posisi, Sekretaris Desa, Kepala Urusan, dan Kepala Dusun. Harapan peserta membuncah hebat.  Secara umum prosesnya lancar. Namun, riak-riaknya kian menebal seiring waktu. Kasus Desa Punti Kecamatan Soromandi menjadi pemantiknya. Ada bocoran kunci jawaban yang teridentifikasi sama dengan aslinya. Belakangan wilayah ini dijanjikan dites ulang. Locus delicti suatu peristiwa kok hanya berbuah pengulangan tes? Kasus  ini menjadi viral di dunia nyata dan dunia maya Mbojo.

Kok bisa bocor ya? Inilah yang dipertanyakan oleh publik. Teka-teki ini yang sedang diidentifikasi dan diselidiki aparat Kepolisian. Sejatinya memang demikian. Aparat hukum harus gesit menindaklanjuti insiden ini, karena resonansinya menggelegar, berdentum liar, tidak nyaman terdengar telinga dan mengusik suasana damai. Siapa saja yang terlibat harus segera dimintai pertanggungjawabannya.

Ya, kenekatan bertindak tidak populer di tengah tingginya ekspektasi masyarakat ingin menjadi perangkat desa, harus ditebus. Melalui penegakan hukum yang berkeadilan, maka tertib birokrasi dan sosial akan terwujud. Sebaliknya, ketidakpercayaan terhadap hukum dan praktik birokrasi akan mendegradasi persepsi publik hingga titik nadir.

Kemunculan kasus ini di ruang terbuka menampar wajah dan wibawa birokrasi. Birokrasi menjadi keruh karena ulah oknum (berjamaah?) yang memanfaatkan situasi. Apakah kunci jawaban ‘diuangkan’ dalam lembar-lembar rupiah? Entahlah! Mari menunggu proses hukum. Semoga cerita rumit seputar kebocoran soal dan kecurigaan sejumlah peserta yang meraih nilai sempurna segera terurai.

Urgensi penuntasan kejadian memalukan itu juga dalam konteks mengamputasi tipu muslihat yang menyertai proses seleksi. Padahal, transparansi, akuntabilitas, dan integritas pelaksananya adalah tuntutan mutlak. Hal yang jelas heboh kasus ini memalukan. Menciderai marwah birokrasi binaan Bupati Hj Indah Dhamayanti Putri dan Wakil Bupati, H Dahlan. Menggiringnya dalam kubangan kecurigaan publik tanpa batas. Jelas gambaran ini bukan wajah birokrasi ala Bima RAMAH kan?

Kita mengharapkan kasus dugaan kebocoran kunci jawaban ini harus mampu mengungkap segala lini yang membuatnya kabur dan heboh. Siapa yang berbuat, solo run or colletive? Apa perannya, dan bentuknya kompensasinya andai berkas rahasia itu dikonversi menjadi rupiah. Kita dukung penegak hukum mencari biang keroknya. Menguber ‘cou ncau ma mpaa keko tando kiper re…’(*)

Ikuti berita terkini dari Bimakini di Google News, klik di sini.

Click to comment
Komentar sepenuhnya tanggung jawab pribadi. Hindari komentar bermuatan pelecehan, intimidasi, dan SARA.
Advertisement

Berita Terkait