Bima, Bimakini.- Seperti apa sosok Kurniawan, terduga teroris yang ditangkap Densus 88, Sabtu (17/6/2017) lalu? Kepala Desa Dore, Kecamatan Palibelo, Kabupaten Bima, Nasaruddin HM Jafar mengaku Kurniawan pernah menghilang beberapa tahun. Dia dari keluarga petani.
“Petani yang pertama kali menanam semangka adalah orang tua Kurniawan dan hasil pertanianya selalu berhasil,” ujarnya, Senin (19/6/2017).
Dikatakannya, Kurniawan sekitar lima tahun meninggalkan desa. Selama pergi diketahui berada di Poso.
Kata dia, saat Tsanawiyah pernah melarang kepala sekolah hormat pada bendera. “Karena menganggap itu hanya kain dan tidak pantas dihormati,” ungkapnya.
Tidak itu saja, bebernya, saat Pilpres menyebarkan pesan singkat (SMS) melarang warga memberikan hak suaranya. “Kalau ada warga yang memberikan hak suara dalam Pilpres, semuanya kafir dan munafik. SMS itu sempat membuat resah warga. Tapi kami tidak tahu kalau saat itu dia menganut pemahaman radikal,” terangnya.
Kurnaiwan juga, kata dia, tidak mudah berbaur dengan masyarakat. Dia sibuk menjual ayam potong dan es. “Jarang komunikasi mas, tapi di belakang rumahnya sering dilihat oleh warga sedang latihan menggunakan senjata tajam,” ungkapnya.(BK34)
Ikuti berita terkini dari Bimakini di Google News, klik di sini.