Connect with us

Ketik yang Anda cari

Dari Redaksi

Saat Idul Fitri Tiba

Dok suarapembaharuan

GERBANG Idul Fitri sudah di depan mata. Tinggal menghitung hari lagi. Seperti biasa, umat Islam  (Bima-Dompu) sibuk menyiapkan berbagai macam untuk menyambutnya. Berbelanja serbabaru, membuat kue, hingga persiapan mudik. Coba perhatikan, pasar ramai sejak dua pekan sebelum Idul Fitri. Suatu siklus tahunan yang terus berulang. Entah sampai dimana akan berakhir.

Apa makna Idul Fitri itu sesungguhnya? Hal yang jelas bukan suatu hari berpesta boros atau berlebihan. Bukan ajang saling pamer kepada tetangga. Hendaknya melihat batasan yang  dilakukan supaya menjadi berkah sesuai tuntunan Islam. Ada yang memahami  Idul Fitri sebagai kembali kepada fitrah atau kesucian, karena telah ditempa ibadah sebulan penuh pada bulan Ramadan. Ada ampunan dan maghfirah Allah. Saat Idul Fitri, hari seharusnya menjadi bukti kefitrahan jiwa dan hati dari perbuatan dosa dan mubazir. Faktanya, terkadang tanpa  disadari, beberapa hal yang dilarang atau dimakruhkan justru begitu marak.

Para ulama berpesan bahwa ber-Idul Fitri itu bukanlah orang yang bajunya baru (man labis al- jadid), tetapi orang yang ketaatannya (taqwanya) semakin bertambah (li man thaathuhu taziid)”. Pasca-Ramadan, diharapkan jika perbuatannya semakin baik, sebagaimana  pertanda orang bertaqwa yang menjadi sasaran akhir berpuasa. Latihan berpuasa mendorong perubahan perilaku orang yang berpuasa menjadi lebih baik dari sebelumnya. Ini yang disebut thaatuhu tazid. Itulah ukuran keberhasilannya. Misalnya makin rajin beribadah, makin gemar bersedekah, makin menyayangi anak yatim, fakir miskin, dan lain sebagainya.

Saat hari fitri itu tiba, maka mari saling memaafkan jika ada ganjalan yang menganggu hati. Gejolak hati karena perasaan bersalah atau dosa terhadap seseorang, mari segera lepaskan agar ketika memasuki gerbang Idul Fitri seolah kita menjadi manusia baru. Selanjutnya, pribadi muttaqin yang ditunggu ekspresi kebajikannya pada dataran operasional kehidupan selanjutnya. Syawal adalah pembuktian awal yang sahih apakah gemblengan Ramadan membekas atau melembaga dalam hati kita.

Selamat ber-Idul Fitri 1438 Hijriyah. Semoga kita berjumpa lagi dengan Ramadan berikutnya dalam kualitas pengembaraan spiritual yang jauh lebih bermakna.  Taqabbalallahu minna waminkum. (*)

Ikuti berita terkini dari Bimakini di Google News, klik di sini.

Click to comment
Komentar sepenuhnya tanggung jawab pribadi. Hindari komentar bermuatan pelecehan, intimidasi, dan SARA.
Advertisement

Berita Terkait