Connect with us

Ketik yang Anda cari

Ekonomi

80 Persen Lahan di Pandai Ditanami Jagung

 

ilustrasi

Bima, Bimakini.-  Belakangan ini harga jagung di pasaran kian melambung. Kondisi itu meyakinkan masyarakat petani segera  keluar dari belitan  kemiskinan. Bayangkan,  biaya produksinya tidak terlalu memberatkan, namun nilai jualnya bisa menggiurkan. Kini tanaman jagung menjadi favorit masyarakat.

Seperti di Desa Pandai Kecamatan Woha Kabupaten Bima. Hampir 80 persen lahan pertanian warga tumbuh subur tanaman jagung.

Kepala Desa (Kades) Pandai, H Puasa, menjelaskan masyarakat setempat saat ini disibukan mengurus tanaman jagung yang berumur antara dua pekan hingga 1 bulan. Ada dua jenis jagung ditanam warga, jagung lokal dan jagung hibrida. Jagung lokal sangat dibutuhkan masyarakat, tidak hanya untuk pakan ternak, tetapi juga  konsumsi manusia, karena dari segi kualitas jauh lebih bagus.

“Meski menanam jenis jagung, namun yang paling diminati adalah jagung hibrida, mereka sudah banyak mengambil untung dari menanam jagung,” jelasnya.

Menanam jagung telah menjadi favorit warga usai  masa tanam padi. Mereka menanam jagung di tanah sawah,  tegalan, bahkan   ladang di kaki gunung.

“Sudah empat tahun warga saya menanam jagung dan hasilnya berlimpah, sehingga diperkirakan jumlah petani jagung saat ini mencapai setengah dari jumlah jiwa,” jelasnya.

Kata dia, marena animo menanam jagung tinggi,  setiap tahun pengadaan bibit jagung dilakukan Pemerintah Desa, lalu   dibagikan pada masyarakat. “Tahun ini ada lagi pengadaan jagung, namun untuk masa tanam kedua, karena anggaran ya baru dicairkan,” katanya.

Melihat hasil produksi jagung setiap tahun yang meningkat, Masyarakat Pandai secara bertahap secara ekonominya meningkat. Hal ini membantu Pemerintah Desa, Kecamatan dan Kabupaten mengurangi angka kemiskinan. “Kalau masyarakat sejahtera tentu pemerintah berhasil,” jelasnya. (BK34)

 

 

Ikuti berita terkini dari Bimakini di Google News, klik di sini.

Click to comment
Komentar sepenuhnya tanggung jawab pribadi. Hindari komentar bermuatan pelecehan, intimidasi, dan SARA.

Berita Terkait